Kamu pernah punya cita-cita? Setiap orang pasti punya cita-cita. Kalian tau aku kuliah di Farmasi? Kalian pasti tau itu bukan cita-citaku.
Sudah pernah aku katakan berulang kali, sudah aku nyatakan berkali-kali. Aku ingin menjadi Arsitek. Perempuan, anak teknik, penuh imajinasi dan dapat menuangkannya lewat garis yang berenang di atas kertas.
Kamu tau tadi ibuku bilang apa?
"Selamat Pagi, dokter Laras. Ibu tenang dapet info dari adek jadi nggak was-was. Nanti adek jadi dokter ya, maksudnya kalo udah lulus ya kuliah lagi supaya jadi dokter kalo enggak ya jadi bu dokter deh"
Iya. Itu ibu aku. Bapak ibuku selalu menginginkan aku menjadi dokter. Paling tidak aku mendapatkan calon suami dan menikah dengan seorang dokter, katanya biar ada keluarga dokter.
Kuliah Farmasi. Susah, aku yakin kalian semua tau. Tapi hhh, mempelajari ilmu yang tidak aku gemari, setiap hari ke kampus yang tidak aku inginkan dan bangun pagi untuk hal yang tidak aku cita-citakan? Bukannya aku kurang berterima kasih, bukan pula aku tidak bersyukur ya Tuhan aku sungguh melakukannya di setiap doa aku selalu bersyukur punya orang tua yang bisa menguliahkan aku di fakultas dan universitas negeri ternama. Aku sangat ingin mewujudkan apa yang mereka inginkan tetapi mengapa dokter? Suatu saat aku akan ahli dengan semua obat, aku bisa membaca resep, aku akan tau nama-nama obat... Aku hanya tidak bisa mendiagnosa dan mengoperasi. Terus bagaimana? Aku sayang sekali pada mereka tapi bagaimana aku harus membalasnya, menjadi dokter saja tidak ada sama sekali terlintas di pikiranku...
Bapak, Ibu... Mengertilah, semua kebaikan yang aku terima, kebaikan yang kalian ajarkan, akan aku terapkan. Aku tidak ingin mengecewakan kalian tapi banyak maaf kalau aku tidak cukup baik.