Bulan ini.
Saya diajarkan untuk semakin dewasa.
Saya diajarkan untuk semakin kuat.
Saya diajarkan untuk bisa mengambil keputusan dengan cepat.
Saya diizinkan belajar di ibukota.
Saya berada di rumah saya yang sesungguhnya.
Ibu datang dari tengah, begitupun bapak di kemudian hari.
Malam itu penuh bintang bagi banyak orang, tetapi tetap gelap bagi saya.
Kedua orang tua saya yang tidak seperkasa dulu.
Kedua orang tua saya yang sekarang lebih butuh saya.
Kedua orang tua saya yang selalu saya cintai.
Segala kesulitan yang keluarga saya dapatkan,
segala cobaan yang keluarga saya dapatkan,
kata bapak harus dijalani,
kata ibu harus disyukuri.
Hentakkan tanah mengajarkan bahwa kami saling membutuhkan.
Tamparan angin mengajarkan bahwa kami butuh lebih dekat.
Putaran bumi mengajarkan bahwa waktu bersama harus lebih banyak.
Sudah terlalu lama berpencar, sudah terlalu lama sibuk sendiri.
Indahnya beriringan.
Indahnya saling melengkapi.
Indahnya hangat pelukan keluarga.
Indahnya bisa merasakan cinta.
Tuhan, berkatilah.
Lekas sembuh ya, Pak!
Jaga kesehatan ya, Pak, Bu, Mas!
“In three words I can sum up everything I've learned about life: it goes on.” ― Robert Frost
Friday, March 18, 2016
Thursday, March 3, 2016
Sarjana.
Halo, bloggersss!
Jumpa lagi setelah hampir setahun ya gua engga nongol di sini. Kangen juga sih nulis kayak gini apalagi judulnya "Sarjana". Haha setahun, gua sibuk kuliah dan perintilannya buat berani bilang "Sarjana" tanpa hoax. Wah gimana banget gitu ya. Dari dulu yang SMA cita-citanya the one and only hanya menjadi arsitektur tanpa embel-embel lainnya, sekarang sudah sarjana calon perancang obat, yang ahlinya obat. Bangga, sudah pasti. Gimana engga, gua bisa survive di fakultas yang sangat tidak ada di bayangan gua sedikitpun. Jurusan kesehatan tuh sangat engga ada bayangannya, engga engga dan engga pokoknya. Ya lagi-lagi keseringan makan omongan makanya gendut.
Jadi... Nama gua dah panjang gitu. Gabriela Larasati Swastiandari, S.Farm. dan sekarang lagi ngelanjutin program profesi apoteker masih di Unair Surabaya juga selama setahun, sekarang dah jalan satu semester. Doain aja dikit lagi ya soon to be Apt.
Bukan karena gua bisa survive dan nambahin nama jadi panjang doang bangganya tapi karena gua bisa ngundang Bapak, Ibu dan mas Ndaru ke Surabaya buat liat gua wisuda. Selesai wisuda dapet banyak bingkisan dan gila banget lah dapet cokelat banyak dari Bapak, bingkisan dari Ancol di Jakarta kaget banget kan, dapet pelukan ah gila seneng banget lah bisa pake toga dan foto bareng keluarga. Bangga banget deh parah meskipun nilai gua hanya memuaskan tapi teteplah engga boleh cepat nyerah dan cepat merasa puas. Sekarang gua lagi praktek kerja profesi di industri yang sesuai sama kemauan gua, doain aja semoga lancar dan must be there again to be its part, enak.
Bahas Sarjana dulu deh.
Bagi gua, Sarjana itu belum ada apa-apanya, ini masih awal banget dari perburuan hidup. Bangganya masih belum sebanding sama bangganya gua ke orang tua gua yang udah sangat berjasa dan manis sekali dalam merawat anak-anaknya. Ah terharu... yaw! Terima kasih Bapak Ibu. Ya intinya gua bahagia bangetlah jadi anak mereka dan adek dari mas. Tuhan memberkati.
And they must know that their little girl is stronger than they think. Merantau jauh bukan mau gua, jauh dari rumah dan jauh dari perhatian orang tua, tidur di kamar sendirian, tahun pertama belum cocok sama makanan di sana yang kebanyakan petis. Seada-adanya lah itu kangen rumah. Kuliah pamit sama bapak ibu lewat chat, engga ada suara anjing-anjing gua, engga ada mas Ndaru yang heboh main laptop.
And they must know that their little girl is stronger than they think. Merantau jauh bukan mau gua, jauh dari rumah dan jauh dari perhatian orang tua, tidur di kamar sendirian, tahun pertama belum cocok sama makanan di sana yang kebanyakan petis. Seada-adanya lah itu kangen rumah. Kuliah pamit sama bapak ibu lewat chat, engga ada suara anjing-anjing gua, engga ada mas Ndaru yang heboh main laptop.
Dan akhirnya, sampai juga di semester 7. Sidang pengajuan skripsi, pertama kali yang namanya kelabakan sendiri di kamar kost, belajar kemana-mana pake pengorbanan. 10 Februari 2015 lulus sidang proposal. Sampai lagi di semester 8 dengan tantangan yang lebih berat, sidang skripsi bersamaan dengan kerja di laboratorium setiap hari. Puji Tuhan, 12 Agustus 2015 lulus sidang skripsi dilanjut pengesahan menjadi seorang sarjana Farmasi, yudisium tanggal 19 Agustus 2015. Yap, menjadi sarjana engga afdol kalo engga wisuda, benar-benar resmi menjadi sarjana pada 20 September 2015. Mas dateng setelah kuliahnya dua hari sebelum wisuda dari Jogja, dan Ibu dari Jakarta. Besoknya Bapak dateng setelah urusan kerjaan dari Jogja. Bener-bener bikin terharu, disempet-sempetin meskipn mereka semua sibuk. Terima kasih, Ibu Bapak Mas.
Terus, pendamping di Surabaya, Aris. Sabar banget ngadepin gua yang sensitif apalagi kalo hasil penelitian gua jelek engga sesuai keinginan. Kasian... dikeluhin nerima aja. Terima kasih ya, manis. Juga teman-teman tersayangku, yang selalu bisa bikin ketawa di tengah kerisauan kita, kalian gendeng, da best! Ayun, Aisha, Arie, Muis, Yoan, Kelompok 6 yang sudah 4 tahun ngerasain sekelompok sama gua buat bikin laporan sama nyuciin beaker glass and take care of our Pyrex gendeng mahal, temen-temen seperjuangan kelas D, huhu sekarang kangen.
Dan sekarang gua harus ngerjain tugas, lanjut lagi besok-besok ya! Sampai jumpa.
*bonus foto
Hadiah selepas sidang, suwun, rek! |
Keluarga cemara <3 td="">3> |
![]() |
Pangeran batikku |
![]() |
Hadiah wisuda, rek suwun sing katah rek! |
Wong edyan sing garai kerasan |
Diampud tenan, rek! |
Subscribe to:
Posts (Atom)