Setiap hari, hujan terus terjun, pecah di permukaan tanah.
Ah, udara pagi mendinginkan pipiku.
Lalu perlahan siang menyusup,
tidak sedikitpun terik.
Langit sore berwarna nila dan jingga telah singgah,
membuat ingin terus melamunkannya dan menunda esok datang,
dahiku mengernyit, astaga masih satu minggu lagi.
Mulai kelabu dan malam bertahta.
Hujan rindu.