Bener sih kata Aisha—temen gua di Farmasi Unair, praktikum
Preskripsi bakalan asyik dan keren abis. Tadi gua pertama kalinya bikin sediaan pulveres (sebuk terbagi) bentuknya
puyer dan
pulvis (serbuk tidak
terbagi) bentuknya bedak tabur. Tampilannya sih keren banget, berasa udah jadi
apoteker. Tapi ya capeknya dapet banget. Semua praktikum harus bisa bedain mana yang harus digerus, dicampur, dikalibrasi, ditara dan kawannya. Bisa buat belajar teliti sih. Tapi lagi..... ya gua masih punya harapan banyak sama cita-cita gua,
Arsitek. Dan mulai malam ini kayaknya gua harus belajar ikhlas, bersyukur dan
nyoba mengubur impian gua dalam-dalam supaya nggak bikin galau gua tiap mau
berangkat ke kampus yang nggak ada bidang tekniknya sama sekali. Belajar untuk
cinta sama bidang obat ini masih usaha gua sampe detik ini. Bukan mau gua untuk
berada di sini. Tuhan yang mau, gua harus iya. Sekali lagi, selamat Laras kamu
berhasil menjalani awal menjadi apoteker—jelas bukan arsitek. Sekian.
![]() |
Pulvis & Pulveres |
No comments:
Post a Comment