Glad to see you here, enjoy it! Thank you.
My photo
Jakarta, Indonesia
I'm not good at saying so I’m writing.

Monday, September 29, 2014

Fall

Wait is not always bad.
I didn't find him. He didn't find me.
I just let us to find each other.
We met.
Actually, God lets us.
I did wait, for sure.

He said that we do not fall in love, we build it.
You're always right, dear.
But do you agree with me?
Laugh at silly things, look in the eyes, believe.
We're really fall in love.
We do not force ourselves to fall, we just fall.

Saturday, September 13, 2014

A.

Bontang, Borneo.
Iya. Kalimantan Timur, pulau seberang, jauh dari Jawa, hanya dekat dari peta.
Iya. Orang sana, dia kelahiran sana. Pulangnya ke sana.

Tidak perlu diceritakan bagaimana bisa, ya semua terjadi begitu saja. Mengalir. Entah bagaimana caranya dia bisa dengan mudah mendekap hatiku. Membantuku berdiri ketika aku sedang terbata-bata menyusun kepingan yang tercerai-berai. Menuntunku pelan-pelan saat hati ini belum tau ke mana harus berlabuh. Menungguku, menanti jawabanku disaat mulut ini tak mampu berucap sampai akhirnya aku siap berlayar kembali, bersama rekanku.

Mengaitkan jari kelingking, iya janji. Iya aku janji, aku mau berjuang bersama-sama, karena memang harus begitu.

Iya. Akan selalu ada ombak di laut biru, aku mau menghempasnya.
Iya. Akan banyak kapal yang mencoba menabrak, aku mau bertahan untukmu.


Je t’aime, Capitaine! Merci, Mon Chéri, Aris Yulita Aprianto.
-         6 September 2014

Saturday, September 6, 2014

Dekat di Hati

Dering telfonku membuatku tersenyum di pagi hari
Kau bercerita semalam kita bertemu dalam mimpi
Entah mengapa aku merasakan hadirmu di sini
Tawa candamu menghibur saat ku sendiri

Aku di sini dan kau di sana
Hanya berjumpa via suara
Namun ku selalu menunggu
Saat kita akan berjumpa

Meski kau kini jauh di sana
Kita memandang langit yang sama
Jauh di mata namun dekat di hati

Dering telfonku membuatku tersenyum di pagi hari
Kau bercerita semalam kita bertemu dalam mimpi
Entah mengapa aku merasakan hadirmu di sini
Tawa candamu menghibur saat ku sendiri

Aku di sini dan kau di sana
Hanya berjumpa via suara
Namun ku selalu menunggu
Saat kita akan berjumpa

Meski kau kini jauh di sana
Kita memandang langit yang sama
Jauh di mata namun dekat di hati

Aku di sini dan kau di sana
Hanya berjumpa via suara
Namun ku selalu menunggu
Saat kita akan berjumpa

Meski kau kini jauh di sana
Kita memandang langit yang sama
Jauh di mata namun dekat di hati

Jarak dan waktu takkan berarti
Karena kau akan selalu di hati
Bagai detak jantung yang ku bawa
Kemanapun ku pergi oh oh oh

Meski kau kini jauh di sana
Kita memandang langit yang sama
Jauh di mata namun dekat di hati

- RAN

Thursday, September 4, 2014

Bon,

Dia, laki-laki. Belum begitu paham dia seperti apa. Kelihatannya rajin beribadah, setiap Minggu ke gereja meskipun sendiri. Sering mondar-mandir di kampus, ketawa sana sini... Iya dia manis dengan gigi mungilnya yang rapi. Meskipun dia memiliki tubuh yang kurus dan cukup tinggi, dia terlihat menarik dengan matanya yang tajam, anak ini lucu. Sumpah. Aku nggak bohong.

Belum begitu paham dia menyukai apa. Kelihatannya menyukai banyak kegiatan. Menyibukkan diri di kampus dan organisasi lain, menyibukkan kaki dengan menggiring bola di lapangan futsal, tidak bisa diam. Fisiknya kuat, keras kepala. Sudah tau sakit, masih saja ngeyel. Itu pandangan keduaku.

Tidak sedikit yang beranggapan bahwa aku memperhatikannya karena aku memberinya patokan. Dia seperti orang yang pernah aku kenal dulu. Dia seperti laki-laki sipit yang dulu, laki-laki pemilik hobi futsal dan menyibukkan diri yang dulu. Dia seperti laki-laki yang pernah menyebutku egois, keras kepala, ambekan dan cemburuan atau dia seperti laki-laki yang pernah berjuang untukku. Tidak. Sungguh. Dia tidak membuatku ingat tentang hal-hal yang  kemarin. Dia membukakanku buku yang baru, seperti itu.

Semoga saja baik dan dia juga aku benar bertahan. Semoga dia bukan yang senangnya sementara-sementara saja. Semoga juga dia bukan yang suka menebar-menebar harapan. Semoga dia bukan yang hanya manis di kata-kata saja. Dan semoga saja dia bukan yang kata dan perbuatannya berbeda. Aku memang belum yakin tetapi dalam nama Tuhan aku ingin kembali menyelinap ke dunianya, mencoba lebih mengenalnya, mencoba tertawa lagi. Bahkan dari sekian orang yang pernah mencoba, entah mengapa hati ini ingin kutitipkan padanya. Apa aku terlalu lama sendiri? Atau terlalu cepat yakin? Atau aku salah? Salah yang bagian mana? Aku hanya takut cinta datang terlambat dan dia pergi mencari tujuan lain...
Life Quotes, Life Quotes Images, Life Sayings