Glad to see you here, enjoy it! Thank you.
My photo
Jakarta, Indonesia
I'm not good at saying so I’m writing.

Wednesday, May 6, 2015

22

Dua puluh dua. Umur baru yang sudah bisa dibilang dewasa, mungkin. Tapi entah buatku mungkin belum cukup jika hanya umur saja yang menjadi parameternya. Perilakuku juga perlu didewasakan, masih dalam proses. Ibu, Bapak terima kasih ya meskipun jauh aku tau kalian merawatku dan membesarkan aku lewat semua transferan-transferan bulanan hehe dan lewat doa kalian setiap pagi dan malam juga di setiap besitan ingatan kalian. Terima kasih.

Aku lupa. Kalau hari itu tanggal 5 dan tidak seperti biasanya, hari itu aku enggan membuka handphoneku karena Selasa adalah hari yang sangat padat. Dari semalam Ayun menginap untuk kuliah pagi Farmakoterapi. Bangun tidur, berangkat jalan kaki bersama Nanda juga dan semua berjalan seperti biasa dan rasanya biasa saja. Selesai Farmakoterapi dilanjut kuliah Komunikasi-Informasi-Edukasi. Arie dan Aisha menyodorkan tangannya dan mengucapkan selamat uang tahun disusul Yoan. Bingung, lihat tanggal di iPhone Aisha dan ya tanggal 5 hahaha bodoh. Kuliah mengantuk... Kemudian lanjut menengok laboratorium mencit untuk urusan skripsi lalu jam tiga sore langsung diskusi Problem Based Learning. Aris yang jadwal Selasa adalah Praktikum Fitokimia (dengan laboratorium yang selalu aku lewati untuk menuju laboratorium mencit), tidak aku lihat batang hidungnya. Mau pulang bareng... Tapi dihubungi saja tidak bisa.

Pulang terburu-buru saja karena Romo telfon dan kebelet pipis, katanya bertemu saja di Jogja, di Surabaya kapan-kapan lagi Romo berkunjung. Rasanya gerah sekali hari itu dan semua perilaku teman-teman terasa janggal. Nanda dan Ayun yang selalu bermain mata saat kuliah Farmakoterapi, Ayun yang selalu mengulur-ulur waktu perjalanan pulang dan entah mengapa cara bicaranya saat menjawab telfon sangat keras sekali. Tapi curigaku sama sekali tidak muncul karena Ayun memang ya uniklah...

Sampai kosan, naik tangga dan entah terasa aneh. Terasa ramai tapi tidak ada suara. Masuk kamar, hendak membuka kunci tetapi kamar tidak terkunci. Kubuka kamar lalu... banyak balon di lantai entah berapa jumlahnya, di dinding ada hiasan dan di kasur ada Leo juga sebuah scrapbook. Kubuka halaman pertama, ada foto teman kuliahku Imania. Kubuka lanjut-lanjutnya ada foto sahabat-sahabatku sejak SMP; Ruth, Puput, Adit, Nia, Vera. Makin menganga mulutku, ada foto Anggita juga teman lainnya. Nggak paham lagi ini kerjaan siapa. Di halaman terakhir aku buka, ada foto yang sangat tidak terkontrol wajahnya. Dengan kata-katanya yang sederhana dan... panggilan khasnya untukku ‘R. A. Kartini’. Dari Aris. Pipiku basah keringat dan air mata. Kutengok luar kamar sepi, kuturun kamar cuma ada Vinny dan Mia, adik kos aku. Mereka bilang itu ulah mereka, kupeluk mereka dan aku kembali ke kamar tiba-tiba jadi beser. Engep, kubasuh wajahku dengan air, Vinny menggedor kamarku. Selesai cuci muka, kubuka pintu kamar dan entah aku senang kaget atau apa. Ada Vinny, Mia juga di belakang mereka ada Aisha, Imania, Ayun, Nanda, Mona, Enny, Ratih, Felita juga Indah sahabat Aris dan ada Aris juga bawa kue, ada Muis juga Arie disusul Wilman juga Mamat yang ada di teras kosan. Terima kasih sekali perhatian kalian.

Kubuka handphoneku ternyata banyak sekali ucapan dan Ibu kelimpungan mencariku karena aku belum membalas chat dan teleponnya. Maaf ya, Bu. Editan foto dari Ibu membuatku terharu, Ibu yang baru bisa edit-edit foto sekarang makin canggih saja, aku jadi rindu Ibu, Bapak dan Mas.

Lanjut dari itu, di halaman terakhir scrapbook ada ‘clues’. Dalam ruangan, Kotak besar, Terlipat. Setelah berjam-jam kucari ternyata ada kemeja biru donker yang sangat manis sekali terlipat di dalam lemari baju di kamarku. Terharu lagi. Kebiasaan. Astaga benar-benar penuh kejutan. Katanya mereka semua mempersiapkan ini dari jauh-jauh hari. Ini adalah alasan mengapa Ayun pulang duluan waktu menginap di apartment Cece, alasan mengapa weekend-nya susah kuajak pergi karena penuh janji yang tidak Ia sebutkan, mengapa Aris belakangan ini menjadi begitu menyebalkan dengan alasannya yang selalu diskusi Semi Solida dan aku ya nggak bisa marah kan, mengapa Aris membiarkan aku makan sendiri kemudian update di Path lagi makan rawon kan kurang ajar, mengapa Aris membiarkan aku nonton di bioskop sendiri ternyata lagi nyiapin scrapbook ,mengapa Aris nggak bisa nemenin aku ke gereja ternyata pergi sama Ayun dan Mamat buat cari kado, mengapa Aris susah dihubungi ternyata karena handphonenya mati lagi nggak di kontrakan, mengapa Aris nggak di kontrakan dan nggak bilang kalo lagi pergi, mengapa Aris nggak ada di laboratorium ternyata dia cabut praktikum buat otak-atik kamar kosan aku yang perlu izin semua mbak-mbak kosan, gila. Nggak waras kamu, Ris.

TAPI TERIMA KASIH. Untuk teman-teman juga kamu.

Aku senang sekali. Bukan karena semua kado-kado dari kamu dan teman-teman, tapi karena semua usaha kamu yang katanya pertama kali ngasih suprise untuk cewek dan melibatkan semua temen-temen aku. You made my day, for sure.


No comments:

Post a Comment

Life Quotes, Life Quotes Images, Life Sayings