Larasati.
Iya itu nama kami, tepatnya nama kesukaan kami. Sungguh. Bangga menjadi anak Jawa!
Iya, postingan gua waktu SMA yang masih kurang bermutu tinggi itu yah... Tapi cukup menghibur jika kamu punya satu blog dan menjadikannya seperti buku harian, mungkin. Membuatmu mengingat yang kamu lupa dan menyimpan banyak cerita, apapun lah ya. Enggak, enggak. Mantan sudah jadi teman, tenang saja tidak perlu khawatir tentang hal seperti itu. Sudah dewasa. Kita menjalani hidup seperti semestinya kok!
Kemudian kenapa dengan Dea? Ya jadi baru bertemu lagi setelah sekian lama tidak berbincang dengan kesarapan dia yang tetap ada. Gantengnya sudah menghilang, sudah cantik dan semakin menarik. Dengan semua cerita, semua tawa, hari itu menjadi hari yang menyenangkan bagi dua Larasati yang sedang dilanda kesedihan, kerinduan dan kehausan. Haus banyak ngomong, soalnya.
Sebenernya, karena terharu melihat postingannya: Dua Laras. Baca sendiri sajalah, selain terharu gua juga ngerasa kayak diri gua terbagi dua karena saking samanya. Oh ya tanggal 20 Oktober lalu ia ulang tahun, jika kamu membaca ini, kuucapkan selamat ulang tahun bersama doa terbaik!
Iya bener,
Laras yang cengeng karena pernah patah hati, bener-bener dipatahin.
Laras yang tulus karena ikhlas memberi dan mudah sekali memaafkan.
Dan banyak... Namun semakin diasah semakin tajam, kan?
Laras semakin tangguh dan semakin 'legowo' kian hari.
Laras yang katanya ayu dengan pesona wajah Jawanya.
Laras yang katanya bisa merenyahkan suasana.
Laras yang suka bunga, ya bicara tentang apresiasi bukan perkara bunganya mati di esok hari.
Laras yang berbahagia dengan orang-orang yang menyayangi kembali.
Untuk kalian, tokoh-tokoh dalam cerita,
Terima kasih sudah membentuk kami menjadi Laras yang sekarang.
Sungguhan, terima kasih.
Salam, Laras yang selalu tersenyum.
No comments:
Post a Comment