Glad to see you here, enjoy it! Thank you.
My photo
Jakarta, Indonesia
I'm not good at saying so I’m writing.

Friday, October 31, 2014

Tetapi dalam Jarak

Jika nanti kami: berada di pulau yang terpisah laut, jarak yang beratus kilometer, bagian waktu dan jam yang berbeda, kota yang tidak sama dari biasanya; yang jadi pemisahnya. Ya sekarang masih Jakarta - Surabaya. Berlebihan.

Dia bilang, "Jangan berlebihan dan jangan dikurangi. Hanya kata cukup yang baik, Ras". Baiklah.

Semoga jarak tetap menjadi guru, bukan pemburu.
Selamat malam menjelang pagi.

Sunday, October 19, 2014

I Think I'm In Love With You

Inget beberapa bulan lalu, cuma bisa ngeliatin dari jauh, mengagumi dari dalam hati. Saja. Nggak ngerti sih sebenernya kenapa bisa hahaha. Nggak pernah ada bayangan sama sekali, ngarep aja enggak. Sa-ma se-ka-li. Sumpah. Ini lucu sih sumpah. Temenku sampe pusing sendiri kali ya dengerin aku yang enggak sengaja keceplosan menunjukkan kekagumanku ke kamu. Aku tertarik sama kamu, kamunya ngerasa nggak waktu itu? Temen kamu nyadar, pasti, kalo merhatiin gelagat aku:

Aku yang nggak bisa ngeliat mata kamu kalo lagi papasan, aku yang langsung stay cool padahal nahan malu mampus kalo kamu nyapa, aku yang panjang lebar bales comment kamu di medsos, aku yang jejingkrakan waktu kamu follow dan ngelike foto di instagramku, minta foto juga, aku yang deg-degan waktu kamu nelfon buat bangunin aku, aku yang antusias ndengerin voice note nyanyianmu dan senyam-senyum sendiri setelahnya, aku yang pengen banget bisa foto satu frame sama kamu, aku yang ngeliatin foto kamu abis panitiaan bareng ya secara jadi sie dokumentasi kan, aku yang excited banget waktu tau kamu pergi ke museum yang sama meskipun selang satu hari, aku yang sering banget ngaca di kampus waktu itu sampe temen-temen heran, aku yang jadi semangat nyatet kalo lagi kuliah sampe temen-temen ngeledekin. 

Aku iya aku yang salting nggak karuan waktu kamu ajak aku ketemu, aku yang gelapan mau bersikap kayak gimana pake baju apa pake sepatu apa, aku yang khawatir muka aku kucel apa enggak atau rambut aku yang lepek atau enggak atau kantong mata lagi kayak panda atau enggak dan yang hasilnya aku enggak bisa mikir dan memutuskan untuk apa adanya saja, aku yang berkaos plus cardigan hitam andalan ditambah sepatu flat maroon kesayangan dengan rambut terurai. Dah. Itu aja. Juga... Aku yang mati gaya waktu kamu pakein helm ke kepala aku. Mati adek, bang! Eh... Mati mbak, dek! Ya semenjak hari-hari itu... Harapan dan doa mulai ada di hati.

Pas denger lagu ini... Ya ketawa aja jadinya hahaha


If you got an eerie feeling after hanging up the phone
Sort of happy feeling but you’re not sure what it’s called

If you’re haunted by his face whenever you’re asleep at night
And think you hear his silly voice just calling out your name

Oh, no! I think I’m in love with you..
Oh, no! I’m hoping you’ll want me too
So, please..don’t let me down!

Just can’t help but talk about him in every conversation
Till your friends are sick and tired of that same old crap

If you start wearing make up even when you go to bed
Crying like a baby when you hear a mellow song

- Mocca

Friday, October 10, 2014

Bukan... Melainkan...

Romantika tentang kekasih kini terlalu drama, tidak semua selalu manis seperti gulali. Ini bukan tulisan tentang pujian melainkan tentang pilihan. Hidup memang harus dipilih untuk dijalani, seperti aku memilihmu yang seperti itu.

Kamu,

Bukan yang takut dengan wanita super melainkan yang tidak mengizinkan aku untuk menjadi wanita manja.

Bukan yang membujukku agar tidak cengeng melainkan yang mempersilakan aku untuk menangis jika aku menginginkannya. 

Bukan yang menyuruhku bernyanyi agar terjaga melainkan yang tidak melarang aku untuk tidur saat perjalanan dengan motor.

Bukan yang memuji wajahku cantik seperti bidadari melainkan yang mengiyakan tentang manisnya aku.

Bukan yang perhatian ketika aku lupa makan melainkan yang marah ketika aku sakit karenanya. 

Bukan yang menyuruhku untuk melanjutkan mimpi di pagi hari melainkan yang mengingatkanku pada Tuhan untuk bersyukur atas matahari bersinar.

Bukan yang menganggap semua tingkahku sempurna melainkan yang menganggap semua gerakku adalah salah tingkah.

Bukan yang merayu mesra untuk membuatku tersipu melainkan yang mencekik leherku dengan lengannya untuk menggodaku. 

Bukan yang malu melihat idiotnya kelakuanku melainkan yang menertawakan semua hal bodoh yang aku lakukan.

Bukan yang diam untuk menjaga sikap melainkan yang ceriwis untuk mencari bahan pembicaraan.

Bukan yang mencubitku ketika dirasanya aku menggemaskan melainkan yang menggigitku saat gemasnya tidak tertahankan.

Bukan yang membiarkanku untuk begadang di akhir pekan melainkan yang membujukku agar tidur dan bangun ke gereja.

Bukan yang dengan mudah mengungkapkan perasaan melainkan yang lebih lihai menuliskannya dalam sajak. 

Bukan yang ahli dalam mendengarkan ceritaku melainkan yang ahli untuk memahami mataku.

Bukan yang diam ketika berpikir melainkan yang tidak bisa tenang untuk memutuskan sesuatu.

Bukan yang selalu ada di setiap waktu melainkan yang memelukku untuk mencicil rindu.

Bukan yang banyak lebihnya melainkan yang ketidaksempurnaanya masih butuh dilengkapi.

Tuesday, October 7, 2014

Iya

Mungkin aku tidak sebaik yang kamu kira. 
Mungkin aku juga tidak semanis yang kamu bayangkan.
Mungkin aku jauh kurangnya daripada masa lalumu.

Kini kamu mengerti aku pencemburu. 
Kini kamu makin paham aku terlalu sensitif dan mudah menangis. 
Kini kamu merasakan menjadi orang tuaku yang bertahun-tahun melihatku seperti ini. 

Tetapi aku mencoba mengubahnya agar menjadi baik untukmu, untukku. 
Mencoba senyaman mungkin dengan sifat yang harus kuubah.
Aku tidak menolak untuk menjadi lebih berguna. 
Tetapi semua butuh waktu, semua tidak instan. Iya. 

Saturday, October 4, 2014

Foto box


Kamu tau kan aku selalu senang berada di dalam satu frame denganmu?

Maaf ya malah nurutin buat foto box
Maaf malah belum nemu sepatu yang kamu mau.
Terima kasih, malam minggunya.
Laras senang sekali, Kapten!

Friday, October 3, 2014

2 Oktober 2014, malam.

“Makasih buat malam ini, gadis dengan penuh menawan membuatku tersenyum haha”
- Aris Yulita A.

Aku terus mengunyah makananku, mencoba membuatnya lebih halus kemudian menelannya. Makanku terhenti. Lelaki yang duduk di depanku terus memandangiku dengan sudut bibir terangkat, kesukaanku.

Senyumnya memang melumpuhkan, membuatku selalu berlaku atau melakukan hal yang bodoh, segala tingkahku menjadi salah. Saat kutanya mengapa, komentar. Kadang komentarnya selalu konyol. Kadang komentarnya selalu menyesakkan. Tapi malam ini berbeda.

Cemerlang, menawan dan karena aku manis, katanya, sehingga membuatnya tersenyum. Dia mengomentari bedak yang aku biasa poleskan, eyeliner yang biasa aku lukiskan. Entah bagaimana caranya aku berusaha menyembunyikan rona wajahku yang senada dengan hatiku.

Penampilanku, kemeja cerah yang menerangkan kulitku dan senyumku. Itu. Dia membuat diriku merasa menjadi yang istimewa. 

Kemudian nonton di bioskop perdana bersama kamu. Terima kasih, Tuhan atas bahagia dari-Mu.

Dan. Terima kasih, Kapten, malam ini kamu manis sekali, lebih dari biasanya.
Life Quotes, Life Quotes Images, Life Sayings