Glad to see you here, enjoy it! Thank you.
My photo
Jakarta, Indonesia
I'm not good at saying so I’m writing.

Wednesday, December 30, 2009

Lo

Ditiap hembus angin, tercium aroma tubuh lo. Guesering nggak sadar, selama ini lo di dekat gue. Ya, untuk menjaga, menemani, menyayangi, membantu dan menghibur gue yang selalu larut dalam masa lalu gue.

Lo bisa melepaskankan senyum gue meski tiap kali gue membuat suasana hati lo buruk. Lo memecahkan tawa gue karena candaan lo. Lo bisa membuat gue tenang karena kehadiran lo. Bahkan, lo bisa membuat gue terdiam sejenak karena tatapan lo.

Dan, sebenarnya apa lo tau yang gue rasain? Apa yang membuat lo selalu deket sama gue? Apa yang membuat lo sebaik ini? Apa bener lo bisa gue andalkan untuk bisa menjadi sobat gue?


“Untukmu, yang pasti akan membaca ini, sahabat”

Gue dan sobat sejati, Kriting.

Sunday, December 27, 2009

Tuhan bilang..

Seperti yang kita tau, banyak banget orang yang nggak menghargai apa yang mereka punya, apa yang mereka dapat (terkadang gue masuk ke salah satu dari mereka). Padahal seharusnya kita bersyukur karena mendapatkan itu. Kita bisa belajar dari sesuatu yang kita dapatkan itu, karena menurut gue apa yang kita peroleh sekarang itu udah merupakan jalan kita sendiri, udah pilihan terbaik yang Tuhan kasih buat kita.

Kalau Tuhan bilang ENGGAK, berarti Ia akan memberikan sesuatu yang lebih baik buat lo.
Kalau Tuhan bilang NANTI, berarti Ia akan ngasih apa yang lo mau pada waktu yang tepat.
Kalau Tuhan bilang IYA, berarti Ia akan memberikan apa yang lo mau karena lo pantas dapetin itu.

So, face your fear and be yourself because yours will be your strength!

Monday, December 21, 2009

Ku Bahagia

Kita bermain-main
Siang-siang hari senin
Tertawa satu sama lain
Semua bahagia semua bahagia

Kita berangan-angan
Merangkai masa depan
Di bawah kerindangan dahan
Semua bahagia semua bahagia
Matahari seakan tersenyum

Walau makan susah
Walau hidup susah
Walau ‘tuk senyumpun susah
Rasa syukur ini karena bersamamu juga susah dilupakan

Oh ku bahagia
Oh ku bahagia

Kita berlari-lari
Bersama mengejar mimpi
Tak ada kata ‘tuk berhenti
Semua bahagia semua bahagia

Oh ku bahagia oh ku bahagia
Oh ku bahagia
Oh ku bahagia
Oh ku bahagia

- Sherina

Tuesday, November 17, 2009

Selesai.

Darimu, saya mengerti artinya kuat karena patah hati.
Darimu juga, saya paham artinya menghargai karena kecewa.
Darimu pun, saya paham artinya sebuah pilihan.

Sampai dengan kemarin saja.
Terima kasih atas pelajaran hidup darimu, Senior!

Saturday, September 19, 2009

Plain White T's - Write You A Song

I don't know how to make lots of money
I got debts that I'm trying to pay
I can't buy you nice things, like big diamond rings
But that don't mean much anyway

I can't give you the house you've been dreaming
If I could I would build it alone
I'd be out there all day, just hammering away
Make us a place of our own

I will write you a song
That's how you'll know that my love is still strong
I will write you a song
And you'll know from this song that I just can't go on without you

I don't know that I'd make a good soldier
I don't believe in being violent and cruel
I don't know how to fight, but I'll draw blood tonight
If somebody tries hurting you

I will write you a song
That's how you'll know that my love is still strong
I will write you a song
And you'll know from this song that I just can't go on without you

Now that it's out on the table (it's out on the table)
Both of us knew all along (knew all along)
I've got your loving and you've got my song

I don't know how to make lots of money
I don't know all the right things to do
I can't say where we'll go, but the one thing I know
Is how to be a good man to you
Until I die that's what I'll do

I will write you a song
That's how you'll know that my love is still strong
I will write you a song
And you'll know from this song that I just can't go on without

I will write you a song (I will write you a song)
That's how you'll know that my love is still strong (love is still strong)

I will write you a song
And you know from this song that I just can't go on without you

Thursday, September 17, 2009

Buka Puasa Bersama

Nggak lengkap, udah pada mudik, ada urusan pribadi, yang membuat kami tidak bisa berkumpul bersama pada malam tadi. Acara buka puasa bersama ex sepuluh delapan dengan menyenangkan tetapi tidak begitu ramai, sederhana, tetapi sangat berkesan. Betapa rindunya kami semua. Dari awal sampai akhir bercanda dan berfoto-foto. Lucu sekali mengingat bahasa-bahasa sepuluh delapan yang sering dipakai untuk meledek. Tawa yang kami rindukan, terdengar lepas pada malam itu. Kebersamaan yang kami inginkan, terwujud lewat malam itu. Ya, entah kapan lagi kita akan berkumpul lagi. Semangat penjurusan ya!

SEPULUH DELAPAN - Komplek Belakang.

Friday, September 11, 2009

Museum Taman Prasasti



Mengenal prasasti tiada lain adalah mengenal hasil karya para perancang, pelukis dan pemahat berbakat yang dituangkan sebagai perwujudan dari ungkapan yang dalam dari pemesan atau penggunanya. Tidak banyak yang mengetahui bahwa di daerah Tanah Abang ada sebuah tempat wisata nan menarik dan unik untuk dikunjungi, tempat itu adalah museum (taman) Prasasti. Untuk pertama kali mendengarnya, di benak anda mungkin akan terbesit kesan ”lahan pemakaman” yang angker.

Sekali-kali luangkan waktu Anda ke Museum Prasasti, di kawasan Tanah Abang. Di museum terbuka ini, Anda bisa menikmati koleksi beragam prasasti yang ditata sedemikian rupa di alam terbuka, menyatu dengan taman. Dengan berbagai macam pohon pelindung yang tumbuh di sana sini, ada kenyamanan tersendiri yang terasa. Selain tentunya kekaguman atas nilai artistik dan sejarahnya.

Memasuki Museum Prasasti yang telah ditata jadi sebuah taman dengan pepohonan rindang membuat kita diingatkan kembali pada suasana tempo doeloe. Di gerbang utama, terpampang nisan-nisan tempat abu jenazah yang telah dipesan dan digunakan untuk meletakan abu jenazah yang telah dikremasikan. Ditambah lagi dengan segala ungkapan yang tertulis di batu nisan yang jumlahnya ribuan buah. Di museum ini pun masih didapati bekas gedung pengawetan mayat. Rupanya, ketika itu sejumlah orang Belanda yang meninggal di Batavia jenazahnya dibawa ke negerinya. Untuk ini, jenazah tersebut perlu diawetkan dulu.

Museum Prasasti ini menempati bekas lahan pemakaman orang Belanda. Pemakamana yang bernama Kebon Jahe Kober ini, pada masa kolonial luas seluruhnya 5,5 hektar. Dibangun pada tahun 1795 sebagai pengganti pemakaman yang telah penuh yang berlokasi di samping Gereja Nieuwe Hollandse Kerk (Sekarang gedung Museum Wayang).

Makam ini dikhususkan bagi orang-orang Belanda, terutama pejabat dan tokoh-tokong penting. Setelah Indonesia merdeka, makam ini masih digunakan untuk umum, terutama yang beragama nasrani. Bangunan makam yang di rehab kembali di tahun 1844 ini mempunyai Balairung yg terdiri dari dua Ruangan. Ruang sebelah kanan untuk persemayaman jenazah perempuan & Ruang sebelah kiri untuk persemayaman jenazah.Balairung ini dipakai untuk upacara Ritual sebelum pemakaman berlangsung. Sejak tahun 1975 pemakaman Kebon Jahe Kober ditutup. Selanjutnya dilakukan pemugaran dan penataan kembali prasasti-prasasti nisan terpilih. Kemudian pada tanggal 17 Juli 1977 diresmikan sebagai museum Prasasti.

Prasasti tiada lain wujud dari ungkapan perasaan. Goresan motif dan ornamen pada pahatan prasasti nisan seolah dapat bercerita tentang perasaan seseorang tentang saat ditinggal oleh kerabatnya menemui sang pencipta. Terlihat patung artistic yang bernama “perawan penjaga rumah abadi”.

Secara keseluruhan Museum Prasasti mengoleksi nisan tokoh-tokoh yang dimakamkan disini maupun yang dipindahkan dari tempat lain, yang berasal dari abad ke-17 sampai abad ke-19. Museum prasasti juga menampilkan miniatur makam dari 26 propinsi di nusantara.
Di halaman belakang Balairung terdapat sebuah lonceng perunggu dengan ketinggian kurang lebih 4 meter yg berfungsi sebagai tanda adanya kematian. Lonceng yang dibunyikan terus-menerus adalah sebagai tanda penyambutan datangnya jenazah sekaligus mengingatkan petugas pemakaman agar mempersiapkan diri dalam upacara hingga pelaksanaan pemakaman.
Terdapat maket makam dari berbagai propinsi di Indonesia, yang dapat bercerita tentang berbagai aspek kebudayaan. Anda juga akan melihat peti jenazah Presiden pertama Bung Karno dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat ke rumah duka untuk selanjutnya digantikan dengan peti yang telah disediakan oleh keluarga bung Karno. Selain peti jenazah bung Karno disimpan pula peti jenazah Bung Hatta yang tidak pernah dipakai oleh beliau.

Di sini terdapat makam dari Olivia Mariamne Raffles, istri Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles (1811-1816) (Gubenur Jenderal Hindia Belanda, yang meninggal di Buitenzorg (Bogor) dalam usia 43, karena istrinya ini pecinta tanaman dan pepohonan, Raffles mendirikan tugu peringatan untuk mengenang istrinya di dekat pintu masuk Kebon Raya Bogor. Menurut ceritanya jasad sang suami di makamkan di tanah Singapura. Disamping itu ada sederetan nama lain seperti, D.R H.F. Rool, pencetus gagasan dan pendiri STOVIA (Sekolah Tinggi Dokter Indonesia) yang merupakan cikal bakal berdirinya Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Tetapi saat ini, anda bisa menikmati koleksi beragam prasasti yang ditata menyatu dengan taman dengan berbagai macam pohon pelindung yang tumbuh di sana sini, menjadikan museum terbuka ini indah dan nyaman untuk dikunjungi. Dan banyak juga yang menjadikan museum ini sebagai obyek budaya dan pendidikan, seperti pesta taman, praktek fotografi, sampai dengan syuting film. Namun kini perawatannya kurang maksimal.

Pada tanggal 19 Juli 1977 Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin meresmikan pemugaran Lahan pemakaman tersebut yang sekarang kita kenal dengan Museum Taman Prasasti.

Tunggu apalagi? Bagi kalian para warga ibukota yang ingin berwisata tanpa harus ke luar kota Jakarta, Museum Prasasti ini dapat menjadi tujuan yang cukup dekat dan hemat.

Pemimpin Masa Depan

Pemilihan Umum menjadi sebuah jalan untuk menentukan sebuah jajaran yang akan menduduki kursi-kursi yang diamanahkan oleh rakyat. Banyak sekali bermunculan calon-calon yang menawarkan diri untuk menjadi pemimpin. Semua tampil sebagai harapan, dan tumpuan bangsa. Baik itu tokoh muda (baru) ataupun tokoh tua (lama) yang telah melintang jauh di dunia politik bangsa.

Semua orang di Indonesia ini, pasti menginginkan seorang pemimpin yang baik dan layak untuk memimpin Negara ini. Kita semua mendambakan seorang pribadi yang dapat mengatur dan mengubah Negara ini menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Kita semua membutuhkan pemimpin yang dapat meningkatkan Negara berkembang ini menjadi Negara yang maju, agar Negara ini mampu bersaing dengan dunia internasional.

Para pemilih juga harus pandai-pandai memilih si calon pemimpin masa depan agar tidak menyesal pada akhirnya. Kita harus memilih pemimpin masa depan yang tidak hanya mengandalkan promosi program kerja, tetapi kita juga harus memperhatikan kualitas, mutu, bibit, bebet dan bobot dari sang calon pemimpin tersebut. Diperlukan pemikiran yang matang untuk memutuskan memilih calon pemimpin masa depan.

Untuk menjadi pemimpin bangsa yang baik, dibutuhkan pula keberanian. Keberanian untuk bertanggung jawab atas negara ini, mengatur dan mengubah Negara ini menjadi lebih baik, membudidayakan kejujuran dengan semua anggota Negara dan terjatuh saat bertugas. Kita membutuhkan pribadi yang memiliki karakter seperti itu agar Negara Indonesia yang maju dapat terwujud.

Dari sejumlah masalah yang kita alami, kita membutuhkan pemimpin masa depan yang dapat merangkul Negara ini, dapat memberikan ketenangan batin para korban agar dapat bertahan dan memiliki semangat untuk bangkit kembali. Kita membutuhkan pemimpin masa depan yang dapat melihat, dapat melihat kekurangan bangsa ini dan berusaha untuk menjadikannya motivasi untuk memperbaiki, dapat melihat orang kecil yang membutuhkan dan menolongnya. Kita membutuhkan pemimpin masa depan yang dapat mendengar, dapat mendengar jeritan rakyatnya dan mau mendengar kritikan rakyat dan menjadikannya pelajaran berharga. Kita membutuhkan pemimpin masa depan yang dapat berbicara, dapat berbicara dengan budi bahasanya halus tetapi mengandung makna yang tegas, dapat berbicara untuk memberikan motivasi terhadap rakyatnya, untuk bekerja sama membangun Negara Indonesia ini. Kita membutuhkan pemimpin masa depan yang dapat merasakan apa yang masyarakat butuhkan, dapat merasakan ketidakbenaran Negara yang diberontak oleh orang-orang yang sengaja bertindak curang, semena-mena, mau menang sendiri dan hanya berbicara manis di muka.

Kitapun dapat memberikan solusi dengan menjadi pemimpin bangsa yang akan datang dengan cara bersungguh-sungguh dalam belajar. Memanfaatkan sekolah gratis meskipun hanya tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) setingkatnya. Kita juga harus aktif dalam kegiatan di sekolah untuk melatih kepemimpinan. Cerdas, seseorang yang memiliki kecerdasan tertentu pasti dapat memimpin generasinya. Cekatan, seorang pemimpin harus terampil dan cepat dalam melakukan sesuatu hal. Keberaniaan, lagi-lagi pemimpin juga harus memiliki keberaniaan yang lebih, mengambil keputusan dengan segala resikonya. Keseriusan, ketika seseorang telah memiliki kecerdasan, kecekatan, dan keberaniaan, tetapi tidak memiliki keseriusan maka ketiga hal itu bisa menjadi sia-sia karena dia tidak akan menghasilkan. 

Cermatlah!!

Monday, September 7, 2009

Hidup.

Hidup itu adalah hal yang nggak bakalan pernah diketahui, awal dan akhirnya.

Hidup itu penuh ujian, pilihan dan sodaranya, nggak gampang meratakan tanah yang bergelombang. Gue pikir, hidup itu cuma sekali. Apa yang udah kita ambil, lanjutin aja!

Udah terlanjur nyemplung, ya mesti berenang!

Kesulitan pasti ada tapi belajarlah dari pengalaman. Itu artinya kita "belum" pantas memperoleh itu, bukannya "tidak" pantas. Kita dituntut untuk berusaha lebih keras lagi. Jadi jalanin aja, ikutin aja. Nggak usah takut menghadapi hidup karena kita emang mulai dibentuk dari pengalaman itu sendiri. Semangat, sob!

Tuesday, September 1, 2009

DASAR LAUT TERINDAH UNTUKKU

Pada liburan tengah tahun lalu, aku menghabiskannya di luar Pulau Jawa. Sebagai hadiah kelulusanku, di daerah Lombok Barat ku di bawa berlibur oleh keluargaku. Selama 2 minggu kami menetap di sana sebagai wisatawan dalam negri. Kami beristirahat di pondok sederhana di pinggir pantai. Itu semua karena aku yang memintanya. Begitu memukau pemandangan di sana.

Pasir putih di bibir pantai, pohon kelapa membentengi pondokku, kepiting kecil berjalan menikmati hidup, anak kecil bermain layangan tanpa lepas dari senyumnya dan orang tuanya yang sibuk ke tengah laut untuk mencoba menerima hidupnya yang pas-pasan. Angin yang sekilas membelai rambutku, membuatku bisa menutup mata sejenak menikmatinya. Ketika ku coba membuka mata perlahan, terasa angin berhembus mencoba memanggil namaku, Laras.

Siang itu, aku meluncur ke peraduanku. Tempat biasa ku menaruh rasa lelahku, tempat biasa ku menaruh rasa resahku, tempat di mana sahabatku berkumpul, juga tempat di mana peristiwa itu terjadi. Di mana kakekku menghilang meninggalkanku karena kecelakaan pesawat. Kejadian itu membuatku tidak bisa bersamanya lagi sejak 13 tahun yang lalu, saat aku berumur 2 tahun. Di bawah laut. Di dalam kesejukan alami. Di mana Tuhan menciptakan keindahan itu untukku.

Aku tidak pernah membenci laut karena masalah kakekku itu. Malahan, aku makin ingin menyatu dengannya. Dalam arti bukan ingin mati tertelan laut juga, tapi aku ingin sekali bersahabat dengan laut dan segala penghuninya.

“Aku merindukan kakekku. Aku memang tidak pernah melihatnya secara jelas. Akupun tidak dapat mengingat wajahnya secara sempurna. Namun, ibuku pernah membantuku untuk mengingatnya dengan menunjukkan fotonya. Raga yang gagah di bungkus oleh pakaian dinas Angkatan Udara, di bahunya melekat tanda 2 bintang yang menandakan bahwa kakekku adalah Letnan Jenderal, seorang pemimpin yang masih di katakana muda dan di banggakan. Di atas bibirnya terlukis kumis tipis yang membuatku begitu bangga karena ketampanannya. Ibu juga selalu bilang bahwa dia sangat senang menggendongku saat aku masih kecil. Ingin sekali aku bertemu lagi, merasakan kehangatan seorang kakek. Mungkin harus menunggu keajaiban dulu ya atau aku yang harus berpulang ke tempat kakek berada, untuk bisa melihatnya. Dan aku akan menunggu sampai Tuhan merindukanku pulang.”

***

Setiap hari aku menghabiskan waktu untuk menyelam ke dalam laut yang bening itu, sehingga dapat menampakkan keindahan di dalamnya. Berusaha keras tuk berkawan dengan ikan-ikan yang sepertinya mengerti perasaanku bahwa aku merindukan sang kakek. Di bawah laut, aku mencoba menikmati indahnya pemandangan bawah laut yang pasti tidak semua orang bisa melihatnya secara nyata. Di dalam situ juga aku merasakan indahnya kebersamaan.

Terlihat difokus mataku, kawanan ikan yang berlomba-lomba mengejar ujung lautan, para tumbuhan laut yang menar-nari, seirama dengan bunyi rantai jangkar yang tertimbun entah berapa lama di sampingnya.Ingin kurasakan kenikmatan itu, ketenangan itu, kupejamkan mataku sejenak dan bersandar pasrah di air bebas yang tidak mungkin menopang tubuhku.

Suatu kejutan yang membuatku terenyak di tempat. Ketika kubuka kedua mataku, sungguh! Membuat kedua mataku hampir berlari dari pelupuk mataku. Ikan-ikan mengitariku dan membuatku terpukau dengan posisi mereka. Berbaris dengan jarak yang sama rata. Karena hal itu, aku segera kembali ke permukaan laut. Aku memanggil kakakku dan menyuruhnya bergegas mengganti pakaiannya dengan baju selam dan mengambil kamera anti air miliknya, aku memintanya untuk mengabadikan pemandangan ini karena hobinya adalah mengabadikan tiap peristiwa di bawah laut. Meski agak gemas juga karena kakakku sempat melongo melihat keadaan itu, akhirnya dengan pakaian selamku, aku dan penjaga pantai bergaya di tengah ikan-ikan itu. COOL!! AMAZING.

Dan “blup!!”, tiba-tiba semua gelap dan aku terbangun. Aku bisa bernafas di air? Aku berenang sekilat ikan. Aku mengerti bahasa ikan, aku bisa melepas tabung oksigenku, aku bisa bicara dengan mereka. Dan tubuhku membeku sejenak ketika aku melihat bayangan seseorang mirip seperti di foto yang pernah ibu tunjukkan. Sangat familiar wajah itu di benakku. Foto kakek. Kakek? Astaga mimpikah ini? Dan sesak terasa di dadaku, nafasku tak karuan dan sebelum pandanganku buyar gelap, ku melihat sekilas bayangan itu menuntunku menuju dasar laut dan “uhuk.. uhuk..” aku batuk sembari membuka mataku dan silau sekali matahari siang itu. Terlihat wajah ibu yang cantik menjadi pucat panik menatapku. Ayah sibuk bolak-balik mengambik handuk dan minum. Ternyata tadi kakiku keram dan oksigen habis karena aku terlalu lama di dalam air sehingga kakakku tadi menggiringku ke tepi pantai. Dan bayangan tadi? Oh, Terima Kasih, Kakek!

Monday, August 31, 2009

They Go Home


Saatnya untuk "say goodbye" buat saudara jauh. Setelah kurang lebih sebulan mereka jalan-jalan, akhirnya tiba waktu mereka buat pulang ke tanah air Belanda. Sedih juga sih soalnya kita baru deket pas akhir-akhir aja nih. Yaudah kita buat kenang kenangan deh. Foto bersama. Sampai jumpa yaaaaa!

Saturday, August 1, 2009

Turis

Jadi, ceritanya dulu Bapak punya temen yang sama-sama ikut kegiatan beladiri gitu di Belanda. Ternyata temen Bapak itu ada darah Yogya - Indonesia. Entah bagaimana caranya jadi dekat dan sudah seperti saudara sendiri.

Mereka datang lagi ke sini, bukan untuk menjajah tetapi untuk liburan bersama cucu-cucunya. Dulu mereka terakhir ke sini tahun '93 pas beberapa bulan gue baru lahir. Dan terakhir kita ketemu itu tahun '95 pas umur gue 2 tahun ke Belanda karena Bapak ada studi. Yang gua inget cuma waktu gua main sama Kora, anjing ras Herder punya Om Ron yang sekarang udah mati.

Begitu Tante Truss (istri Om Ron) ngeliat gua, dia kaget katanya udah gede banget (pake bahasa Inggris tentunya). Om Ron ngajak speaking in Bahasa gitu deh, jelas gue labih pinter hahahahaha. Om Ron dateng sama istrinya, dan membawa anaknya brother Shane juga istrinya, Sabin juga kedua putranya Ferlin dan Daniel.

Ini akan menjadi minggu yang sulit karena selama seminggu mereka bakalan tinggal di rumah gua. Dan yang pasti rumah akan penuh dengan bahasa asing, Belanda - Inggris. Mampus mesti bawa kamus kemana-mana...

Jalan-jalan ke Taman Mini sama bule, berasa tour guide. Dengan kemampuan Bahasa Inggris yang pas-pasan, orang-orang ngeliatin gua. Jadi ya asik gitu gua hahaha, pasti orang ngira gua jago Bahasa Inggris padahal emang iya, iya payahnya.

Mulai dari anjungan Jogja, para bule demen banget ama Jogja ya mungkin karena mereka masih ada keturunan Jogja. Karena summer time, mereka bakalan sebulan di Indonesia. Bandung - Semarang - Madura - Jogja - Lombok - Bali tau dah mana lagi. Asik abis ya. Yaudah itu aja.

Friday, June 26, 2009

Anyer Anyer Anyer

Holaaaaaa. Gue baru pulang dari Anyer kemaren. Eh sumpah ya ini bakalan jadi cerita perjalanan seru, di awali hari Rabu, 24 Juni 2009.



Pagi itu jam 7 hampir jam 8 pagi, gue, Anshanty a.k.a Shantoy, Ika a.k.a Icut, dan Ariane a.k.a Arin udah menunggu lamaaaaa banget kedatangan Yoga, Kharisma a.k.a Mimoy, Maulana, Vidi, Rian, Shandy dan Reza a.k.a Eja. Pas lagi nunggu eh ada Bu Wahyu maminya X-8 tercinta, kita minta doa aja. Kita nunggu sampe jam stengah 9 mereka baru dateng. Yoga bawa mobilnya biasa dan Maulana bawa kijang putihnya tapi di-drive sama omnya Yoga, Om Djafar.

Akhirnya kita jalan. Gue, Anshanty, Ika, Arin, Maul, Mimoy dan Om Djafar satu mobil di kijang putihnya Maul. Sedangkan Shandy, Eja, Rian, Vidi dan Yoga alias SERVY naik Hondanya Yoga. Di jalan, mobil yang gue naikin heboh gitu pas di tol Arin ngeliat mobilnya Andri. Hwahahaha gempar gitu masa. Ada-ada aja emang. Harusnya perjalanan kita dilengkapi sama Musti, Fitri, Dimas (ada yang sedih gitu si doi nggak ikut), Andri, Anggilia, Rendi dan Dea. Tapi mereka ada halangan gitu jadi ya ber-11 sajalah kita perginya. Perjalanan lama banget rasanya karena ada macet-macetnya dikit. Kita isi bensin patungan, mampir di pinggir jalan pada ngeroki dulu yang cowok-cowoknya sekalian foto-foto juga padahal belakangnya pembuangan sampah kulit kelapa sama kebon pisang gitu, mampir ke pasar juga.

 
 

Udah nyampe Anyer nih, kita udah mulai melihat pantai-pantai yang "classic" kalo katanya Arin hahahaha. Ngakak semobil karena bahasa baru itu. Terusnya kita nginep di Villa Club Bali, buat 2 hari semalem. Pas ke tempat penginapannya, WAAAAAAAAAAAW langsung nggak sabar buat ganti celana pendek buat main air sepuas-puasnya nggak peduli takut item. Mimoy, Arin dan Maul udah nyosor aja ke pantai. SERVY mah udah ngibrit ke rumah pohon depan pantai langsung ngeroki lagi. Shantoy, Icut dan gue cuma bisa ngakak liat kelakuan temen-temen yang mulai besok bakalan pisah kelas karena besoknya ambil rapot kenaikan kelas dan penjurusan. Gue langsung kicep inget itu. Astaga pasti bakalan kangen banget ya Tuhaaaaaaaaaan.

 

STOP! MASUK VILLA BERES-BERES BARU MAIN!

Okay semua udah beres, kita masak nasi atas perintah Nona Anggilia sang pacarnya Yoga di Jakarta. Liat-liat dulu deh kamar cewek dan kamar cowok. Gue iseng-iseng liat kamar cowok yang lebih gede ih asik abis hahaha. Eh di balkon ada Maul sama Shandy yang lagi ngeroki. Shandy turun mau makan, gue iseng aja foto sama Maul hehe. Abis itu, makan terus main air deh sampe maghrib, foto-foto deh. Di pantai, Mimoy diserbu pake pasir padahal airnya kotor yang pantai kanan hahahaha. Bodoooh, kita sih nggak peduli yang penting seneng. Matahari hampir terbenam padahal baru jam 5an. Kita main kobokan terus foto-foto pake 8 jari gitu. Arin kita pendem di pasir hahahaha. Seru parah abis itu kita nemuin ada buah kelapa terus ada ide buat menyebutkan permintaan kita, lalu kita pergi ke karang terujung lalu ngelemparnya sejauh mungkin berharap itu akan terkabul. Amin. Terusnya kita bikin rumah kerajaan X-8 komplek belakang. Awalnya cuma gue sama Shandy tapi akhirnya yang lain ikut membantu sampai airnya pasang dan nyerah betulin tuh istana. Seru parah ini!

  
   

Matahari terbenam. Kita mencari makan keluar, udah muter-muter ujung-ujungnya makan sate beli dipinggir jalan terus bawa ke villa. Pas makan di bawah meja makan ada tikus lewat langsung heboh hahahahahaha ih parah. Terusnya udah malem yang ceweknya pada mau tidur, yang cowoknya pesta dipinggir pantai, minum yang bikin anget tapi bikin mata teler sama ngeroki sampe pagi kali.

Besoknya, kita bertualang ke lain pantai, ke pantai "classic" itu loooh hahaha. Awalnya ke pantai apaan tau e parkir 50 ribu ih ogah amat akhirnya pindah pantai. Mimoy sama Rian paling semangat gitu ampe ngakak gue. Terus ada ritual penceburan Rian hahaha. Kita naik banana boat tapi gue kagak abisnya nggak bawa celana lagi hehehe. Pada nyewa board buat main air gue sih motret-motret aje. Eh udah siang kita harus check out jadi kita balik ke villa terusnya mandi trus beli bakso trus pulang. Mampir dulu ke Marbella, nyamperin guru kami tersayang Teh Lia yang cantik. Kita curhat-curhat gitu deh. terus Teh Lia ngeledek-ngeledekin gue gitu hahahaha tau deh apaan di sensor di sini hahaaaay. Terus kita pamit sama teteh mau pulang ke Jakarta. See you di Jakarta ya teh Lia cantik.

   

Pas perjalanan kita pada capek banget ditambah lagi ada yang berantem sama pacarnya jadi prihatin. Sampai Jakarta jam 7 malem, kita pulang ke sekolah. Terus ke rumah masing-masing.

Thanks sooooo Anshanty, Ika Emika, Ariane, Kharisma, Maulana, Yoga, Shandy, Reza, Rian dan Vidi juga Om Djafar. I LOVE YOU. I'LL NEVER FORGET THIS!

Saturday, May 30, 2009

NIKON, terima kasih, Pak!

I Love You, Daaaaaaaaaaaaaad!
NIKON D60. What?!!!


Kado ulang tahun dari Bapak. Sepulang dari Bandung tadi (nganterin mas tes masuk perguruan tinggi di Institut Terkenal Bandung) dengan jasa travel, gue naik angkot menuju rumah karena males macet bawa mobil pribadi. Gue dan Bapak  pulang duluan karena besok dini hari Bapak berangkat dinas ke Marocco, sementara Ibu dan mas masih di Bandung. Abis nganterin koper ke sekolah Bapak, gue ke toko kamera dan ditawarin. Ditawarin, ditawarin, ditawarin kan yaudah. Dengan semangat '45 gue ngangguk-ngangguk dan oke kamera itu udah di tangan gue, gue bawa pulang sebagai kado ulang tahun gue 2 minggu lalu. Terima kasih Tuhan, terima kasih Bapak! Akan aku jaga, pasti!

Wednesday, April 29, 2009

Delapan Band

Gue punya band buatan sendiri namanya Delapan (D LAras Puput Adith Nia) tapi sayang udah dibajak orang hahaha alay. Kalo lagi nggak ada kerjaan, main iseng, kami suka bikin lagu gitu.

Edit by Nia

Sunday, March 8, 2009

For the 1st time.

Happy 1st Anniversary, Jog.
March the 8th 2008 - March the 8th 2009.

See ya.

Wednesday, January 28, 2009

Kenalan lagi

HALO,
LARAS DATANG LAGI!

Sebenernya dulu udah punya blog tapi lupa password. Blog-nya tetep kunamakan Sparkling Life, atas saran ibu. Inspirasinya kenapa ya? Mungkin karena waktu itu ngeliat blog punya tante yang seneng banget nulis membagikan kisahnya. Motivasiku sekarang ya hanya sekedar untuk hiburan aja. Semoga isinya menarik. Begitu aja hehe...

Terima kasih dan selamat membaca!

Saturday, January 3, 2009

Lanjutan - Liburan Yang Sehat

Pagi datang. Aku masih harus melewati malam lagi baru ke Jakarta. Di pagi itu aku langsung mandi dan berjalan-jalan mengelilingi Istana Bogor yang berlatar Gunung Salak itu. Capek juga, kalau diliat sih biasa saja tetapi saat aku mengelilinginya haduh gede be’eng (atau banget gitulah, bahasa gaul tuh). Kembali ke kamar. Sore, malam dan pagi.Yeeee waktunya pulang. Persiapan selesai dan berangkat pulang. Perjalanan hanya 1 jam ke Jakarta. Sampai di Jakarta aku langsung berkumpul di SMPku bersama teman-temanku untuk perjalanan ke Kota Tua Jakarta. Capek juga sih tapi aku kangen sama teman-teman (nggak capek-capek ya nih bocah). Aku berlima dengan teman-temanku berangkat naik kereta ekonomi jurusan Bogor dan turun di Stasiun Kota.

Sampai di sana, kami jalan-jalan, makan, foto-foto. Lalu karena sudah terasa bosan, akhirnya kami melanjutkan perjalanan, kami ke Menteng. Lalu kami mengantri busway, tapi sialnya tutup karena ada demo! Huh. Akhirnya naik kereta lagi jurusan Bogor (Bogor lagi). Di perjalanan aku melihat Monas, iiih bikin miris dah. Kan aku ingin ke sana karena aku belum pernah ke sana (menyedihkan, 15 tahun di Jakarta meen!! Nggak pernah ke Monas). Macam mana pula yak?? Cita-citaku belum terwujudkan. Tapi karena keretanya nggak berhenti, jadi pupuslah sudah harapanku (hiks hiks...). Sampai di perhentian berikut, turun di stasiun Gondangdia, Menteng. Dari stasiun situ, kami jalan ke Taman Menteng tapi kami nggak tau jalan. Pas nanya sama orang, buseeet et et jauh beneng (bahasa gaul lagi). Terusnyaaa, kami naik bajaj deh. UNTUK PERTAMA KALI. Aduh serasa anak kampung, nggak pernah ini itu. Jadi merasa ndeso ngahahahahaha. Ampuni aku DJ.

Dan sesampainya di Taman Menteng, wow rame banget. Ada orang yang latihan basket, futsal dan yang paling keren tuh skateboard. Wiiiiw ajib dah. Ya langka selanjutnya (anak muda jaman sekarang) ya ngeceng dan foto-foto hahaha. Tapi aku nggak ikut-ikutan lho. Jaga image wkekekekeke. Biasa anak rumahan yang jarang keluar. Nggak berani bertingkah. Ke Monas aja nggak pernah gimana mau melakukan hal yang lebih “waaah”??

Setelah puas kami istirahat sebentar dan jam menunjukkan pukul 4, kami memutuskan untuk pulang tapi nggak tau jalan. Akhirnya nanya orang lagi deh. Dan aku memberanikan diri untuk bertanya pada pak isilop (dibalik ‘polisi’ maksudnya) yang sedang nangkring di bawah pohon depan rumah besar di Jl. Diponegoro. Lalu kami dianjurkan naik PATAS (patas tuh bukannya ‘gerah’ ya? Eh panas deng! Apaan sih, Laras?). Wuiiih selon amet (berani maksudnya). Ya daripada ditinggal sendirian kan “pardut” (parah, duut) hhe. Ya akhirnya naik patas 216 kalau tidak salah. Kami berdiri hingga air perjuangan (keringat) mengucur deras karena lelah dan pengab. Penat dan penuh sekali. Pas di patas, ada pengamen berwajah tampan menyanyikan lagu ST12 hoho (penting nggak?). Hingga kami berhenti di perhentian terakhir Kp. Melayu. Dan turun satu persatu hingga berpisahlah kami.

Selesai.

Friday, January 2, 2009

Liburan Sehat

Pada liburan akhir tahun, aku banyak menghabiskan waktu di rumah. Waktu terasa lama sekali karena di rumah, aku tidak melakukan apapun kecuali mandi (kalo niat), makan, tidur dan sms-an, hehe. Tapi akhirnya pada malam tahun baru nanti, aku akan di bawa oleh bapak dan ibuku ke Bogor, kumpul dengan saudara-saudara. Katanya sih daripada stress memikirkan hasil raportku yang ‘api’nya ada dua, yah fisika dan matematika uraiannya, hoho jadi malu masa kakaknya IPA adeknya IPAnya nggak tuntas?

Perjalanan di mulai pada hari Rabu tanggal 31 Desember 2008, aku bangun tidur lalu ngaso di depan TV untuk menyaksikan acara kesukaanku, ‘SPONGEBOB SQUAREPANTS’ hahaha. Mungkin itu tidak perlu di sebutkan kali ya. Dan pada pagi menjelang siang itu, Ibuku sudah siap sedia mengeluarkan TOAnya untuk teriak di kupingku dan berkata”adeeeeek, mandi!!”. Weits aku langsung berlari bak tentara di kejar bom. Setelah kurang lebih 15 menit aku mandi, gosok gigi, dan melakukan ritual, aku keluar dari peraduanku itu. Lalu memberi makan si hitamku, keling.

Sambil menunggu bapakku pulang dari kantor, aku hanya bisa diam tanpa kata sambil memandang keluar jendela tanpa memikirkan apapun. Dan sampai akhirnya bapakku pulang, aku di panggil bapakku untuk menyiapkan segala keperluan yang akan di bawa ke sana. Pakaian luar dalam, makanan kecil dan tidak lupa kotak permenku. Dan pada tengah hari aku berangkat dengan wajah cemberut. Aku paling tidak suka kumpul dengan saudara-saudara karena tidak ada yang seumuran denganku. Yang paling muda juga hanya kakakku, bang Michael. Mendingan aku merayakan malah tahun baru dengan teman-temanku seperti tahun lalu.

Sampai di kota Bogor, aku menginap di pavilyun Istana Bogor. Karena pakdeku orang yang mengurusi pemerintahan, jadi keluarganya diperbolehkan bermalam di situ. Aku tidur di sebuah kamar yang besar, tinggi dan mistis. Begitu masuk ruangan itu, bulu kudukku berdiri. Di sisi kanan kamar terpampang jendela besar dan di sisi kiri terpajang cermin yang berhawa aneh, hihihi. Lupakan.

Saat malam tiba, aku dan sau-da-ra-sau-da-ra-kuuu makan bersama sambil menunggu tahun 2009 datang. Dan 5 detik lagi. 5... 4... 3... 2... 1... jebreeet tali sepatuku nyangkut di pintu. Dan sembari aku menonton Harry Potter, hingga tengah malam baru deh ‘preeeeeet’ terompet dari luar pagar Istana berbunyi. ‘jedaaaar jedeeeer’ petasan mengambang di angkasa. Artinya…. WELCOME 2009!! Selamat Tahun Baru! Setelah tanda itu langsung aku sms kawan-kawanku yang berbahagia, di Jakarta huhuhu. Dan menceritakan apa yang terjadi padaku, hikshiks. Kira-kira pukul 2 malam aku tidur di kamar sendirian. Aku tidak bermimpi apapun mungkin karena aku tidur terlalu lelap.

Bersambung...
Life Quotes, Life Quotes Images, Life Sayings