Glad to see you here, enjoy it! Thank you.
My photo
Jakarta, Indonesia
I'm not good at saying so I’m writing.

Sunday, December 21, 2014

Thunder

Musim hujan, di ibukota tercinta. Hujan juga mengguyur kota rantau. Malam ini begitu dingin, tidak seperti biasanya. Aku di rumah dan kamu di kontrakan. Aku di Jakarta, kamu di Surabaya. Baru melepas kurang dari 3 hari, sepertinya, tetapi rindu sudah meronta. Semakin lekat rasanya, semakin ingin kujaga, dirimu. Guntur dan gemericik air hujan yang terdengar, tidak menggangguku mendengarkan lantunan lagu ini. Lagu yang manis, untuk kamu.

Today is a winding road that's taking me
To places that I didn't want to go, whoa
Today in the blink of an eye
I'm holding on to something
And I do not know why I tried

I tried to read between the lines
I tried to look in your eyes
I want a simple explanation
For what I'm feeling inside
I gotta find a way out
Maybe there's a way out

Your voice was the
Soundtrack of my summer
Do you know you're unlike any other?
You'll always be my thunder

I said, your eyes
Are the brightest of all the colors
I don't wanna ever love another
You'll always be my thunder
So bring on the rain
And bring on the thunder

Today is a winding road, tell me where to start
And tell me something I don't know, whoa
Today I'm on my own, I can't move a muscle
And I can't pick up the phone, I don't know

And now I'm itching for the tall grass
And longing for the breeze
I need to step outside
Just to see if I can breathe
I gotta find a way out
Maybe there's a way out

Your voice.....

Yeah, I'm walking on a tightrope
I'm wrapped up in vines, I think we'll make it out
But you just gotta give me time
Strike me down with lightning
Let me feel you in my veins
I wanna let you know how much I feel your pain

Today.....

Oh, baby bring on the pain
And listen to the thunder

- Boys Like Girls

Wednesday, December 10, 2014

Seandainya,

Seandainya,
aku mengenalmu sejak dahulu, mungkin aku lebih ingin menata hidupku, mungkin aku lebih ingin menjadi pribadi yang lebih dewasa, yang lebih mengenal kemandirian dan usaha.

Mandiri.
Aku paham sekarang.
Bagaimana merasa haus saat sedang sendiri dan aku harus membeli minum.
Bagaimana merasa sedih saat sedang tak berdaya dan harus menghibur diri.
Bagaimana melukai perasaan orang lain dan harus menyembuhkannya bukan dengan kata maaf saja.
Bagaimana merusak hari seseorang dan harus memperbaiki keadaan di saat itu juga.
Bagaimana bernafas lega saat kamu bisa melakukannya.

Usaha.
Harus dipahami sekarang.
Mengertimu merupakan ujian, mengenali sungging senyummu menjadi tugas. Semuanya tidak mudah tetapi memang harus dicerna. Bukan beban. Sungguh.

Karena ketika kini aku menatap matamu, aku tidak lagi hanya tersenyum dan ketika kini aku menatap lekuk bibirmu, aku harus mencoba memahami.

Semua bagai sapuan pasir yang terlalu kecil, yang harus kamu teliti untuk tau mana yang benar butir pasir dan mana yang benar kristal garam.

Semua gerikmu, masih terlalu membuatku penasaran. Kamu sulit ditebak. Kamu mengagumkan.

Ya, kini aku lebih berpikir, aku lebih ingin tahu, aku lebih menjaga, aku lebih berusaha, semuanya karena kamu.

Sunday, November 9, 2014

Puisi Cahaya Bulan

Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
Apakah kau masih selembut dahulu
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap
Sambil membenarkan letak leher kemejaku

Kabut tipispun turun pelan-pelan di lembah kasih
Lembah Mandalawangi
Kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
Meresapi belaian angin yang menjadi dingin

Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
Ketika kudekap, kau dekaplah lebih mesra
Apakah kau masih akan berkata
Ku dengar detak jantungmu

Kita begitu berbeda dalam semua
Kecuali dalam cinta

Cahaya bulan menusukku
Dengan ribuan pertanyaan
Yang takkan pernah ku tahu
Di mana jawaban itu
Bagai letusan berapi
Bangunkan ku dari mimpi
Sudah waktunya berdiri
Mencari jawaban kegelisahan hati

- Soe Hok Gie

Mengagumi sosok Soe Hok Gie, iya saya dari dahulu.
http://sparkleinyours.blogspot.com/2011/12/gie.html

Friday, October 31, 2014

Tetapi dalam Jarak

Jika nanti kami: berada di pulau yang terpisah laut, jarak yang beratus kilometer, bagian waktu dan jam yang berbeda, kota yang tidak sama dari biasanya; yang jadi pemisahnya. Ya sekarang masih Jakarta - Surabaya. Berlebihan.

Dia bilang, "Jangan berlebihan dan jangan dikurangi. Hanya kata cukup yang baik, Ras". Baiklah.

Semoga jarak tetap menjadi guru, bukan pemburu.
Selamat malam menjelang pagi.

Sunday, October 19, 2014

I Think I'm In Love With You

Inget beberapa bulan lalu, cuma bisa ngeliatin dari jauh, mengagumi dari dalam hati. Saja. Nggak ngerti sih sebenernya kenapa bisa hahaha. Nggak pernah ada bayangan sama sekali, ngarep aja enggak. Sa-ma se-ka-li. Sumpah. Ini lucu sih sumpah. Temenku sampe pusing sendiri kali ya dengerin aku yang enggak sengaja keceplosan menunjukkan kekagumanku ke kamu. Aku tertarik sama kamu, kamunya ngerasa nggak waktu itu? Temen kamu nyadar, pasti, kalo merhatiin gelagat aku:

Aku yang nggak bisa ngeliat mata kamu kalo lagi papasan, aku yang langsung stay cool padahal nahan malu mampus kalo kamu nyapa, aku yang panjang lebar bales comment kamu di medsos, aku yang jejingkrakan waktu kamu follow dan ngelike foto di instagramku, minta foto juga, aku yang deg-degan waktu kamu nelfon buat bangunin aku, aku yang antusias ndengerin voice note nyanyianmu dan senyam-senyum sendiri setelahnya, aku yang pengen banget bisa foto satu frame sama kamu, aku yang ngeliatin foto kamu abis panitiaan bareng ya secara jadi sie dokumentasi kan, aku yang excited banget waktu tau kamu pergi ke museum yang sama meskipun selang satu hari, aku yang sering banget ngaca di kampus waktu itu sampe temen-temen heran, aku yang jadi semangat nyatet kalo lagi kuliah sampe temen-temen ngeledekin. 

Aku iya aku yang salting nggak karuan waktu kamu ajak aku ketemu, aku yang gelapan mau bersikap kayak gimana pake baju apa pake sepatu apa, aku yang khawatir muka aku kucel apa enggak atau rambut aku yang lepek atau enggak atau kantong mata lagi kayak panda atau enggak dan yang hasilnya aku enggak bisa mikir dan memutuskan untuk apa adanya saja, aku yang berkaos plus cardigan hitam andalan ditambah sepatu flat maroon kesayangan dengan rambut terurai. Dah. Itu aja. Juga... Aku yang mati gaya waktu kamu pakein helm ke kepala aku. Mati adek, bang! Eh... Mati mbak, dek! Ya semenjak hari-hari itu... Harapan dan doa mulai ada di hati.

Pas denger lagu ini... Ya ketawa aja jadinya hahaha


If you got an eerie feeling after hanging up the phone
Sort of happy feeling but you’re not sure what it’s called

If you’re haunted by his face whenever you’re asleep at night
And think you hear his silly voice just calling out your name

Oh, no! I think I’m in love with you..
Oh, no! I’m hoping you’ll want me too
So, please..don’t let me down!

Just can’t help but talk about him in every conversation
Till your friends are sick and tired of that same old crap

If you start wearing make up even when you go to bed
Crying like a baby when you hear a mellow song

- Mocca

Friday, October 10, 2014

Bukan... Melainkan...

Romantika tentang kekasih kini terlalu drama, tidak semua selalu manis seperti gulali. Ini bukan tulisan tentang pujian melainkan tentang pilihan. Hidup memang harus dipilih untuk dijalani, seperti aku memilihmu yang seperti itu.

Kamu,

Bukan yang takut dengan wanita super melainkan yang tidak mengizinkan aku untuk menjadi wanita manja.

Bukan yang membujukku agar tidak cengeng melainkan yang mempersilakan aku untuk menangis jika aku menginginkannya. 

Bukan yang menyuruhku bernyanyi agar terjaga melainkan yang tidak melarang aku untuk tidur saat perjalanan dengan motor.

Bukan yang memuji wajahku cantik seperti bidadari melainkan yang mengiyakan tentang manisnya aku.

Bukan yang perhatian ketika aku lupa makan melainkan yang marah ketika aku sakit karenanya. 

Bukan yang menyuruhku untuk melanjutkan mimpi di pagi hari melainkan yang mengingatkanku pada Tuhan untuk bersyukur atas matahari bersinar.

Bukan yang menganggap semua tingkahku sempurna melainkan yang menganggap semua gerakku adalah salah tingkah.

Bukan yang merayu mesra untuk membuatku tersipu melainkan yang mencekik leherku dengan lengannya untuk menggodaku. 

Bukan yang malu melihat idiotnya kelakuanku melainkan yang menertawakan semua hal bodoh yang aku lakukan.

Bukan yang diam untuk menjaga sikap melainkan yang ceriwis untuk mencari bahan pembicaraan.

Bukan yang mencubitku ketika dirasanya aku menggemaskan melainkan yang menggigitku saat gemasnya tidak tertahankan.

Bukan yang membiarkanku untuk begadang di akhir pekan melainkan yang membujukku agar tidur dan bangun ke gereja.

Bukan yang dengan mudah mengungkapkan perasaan melainkan yang lebih lihai menuliskannya dalam sajak. 

Bukan yang ahli dalam mendengarkan ceritaku melainkan yang ahli untuk memahami mataku.

Bukan yang diam ketika berpikir melainkan yang tidak bisa tenang untuk memutuskan sesuatu.

Bukan yang selalu ada di setiap waktu melainkan yang memelukku untuk mencicil rindu.

Bukan yang banyak lebihnya melainkan yang ketidaksempurnaanya masih butuh dilengkapi.

Tuesday, October 7, 2014

Iya

Mungkin aku tidak sebaik yang kamu kira. 
Mungkin aku juga tidak semanis yang kamu bayangkan.
Mungkin aku jauh kurangnya daripada masa lalumu.

Kini kamu mengerti aku pencemburu. 
Kini kamu makin paham aku terlalu sensitif dan mudah menangis. 
Kini kamu merasakan menjadi orang tuaku yang bertahun-tahun melihatku seperti ini. 

Tetapi aku mencoba mengubahnya agar menjadi baik untukmu, untukku. 
Mencoba senyaman mungkin dengan sifat yang harus kuubah.
Aku tidak menolak untuk menjadi lebih berguna. 
Tetapi semua butuh waktu, semua tidak instan. Iya. 

Saturday, October 4, 2014

Foto box


Kamu tau kan aku selalu senang berada di dalam satu frame denganmu?

Maaf ya malah nurutin buat foto box
Maaf malah belum nemu sepatu yang kamu mau.
Terima kasih, malam minggunya.
Laras senang sekali, Kapten!

Friday, October 3, 2014

2 Oktober 2014, malam.

“Makasih buat malam ini, gadis dengan penuh menawan membuatku tersenyum haha”
- Aris Yulita A.

Aku terus mengunyah makananku, mencoba membuatnya lebih halus kemudian menelannya. Makanku terhenti. Lelaki yang duduk di depanku terus memandangiku dengan sudut bibir terangkat, kesukaanku.

Senyumnya memang melumpuhkan, membuatku selalu berlaku atau melakukan hal yang bodoh, segala tingkahku menjadi salah. Saat kutanya mengapa, komentar. Kadang komentarnya selalu konyol. Kadang komentarnya selalu menyesakkan. Tapi malam ini berbeda.

Cemerlang, menawan dan karena aku manis, katanya, sehingga membuatnya tersenyum. Dia mengomentari bedak yang aku biasa poleskan, eyeliner yang biasa aku lukiskan. Entah bagaimana caranya aku berusaha menyembunyikan rona wajahku yang senada dengan hatiku.

Penampilanku, kemeja cerah yang menerangkan kulitku dan senyumku. Itu. Dia membuat diriku merasa menjadi yang istimewa. 

Kemudian nonton di bioskop perdana bersama kamu. Terima kasih, Tuhan atas bahagia dari-Mu.

Dan. Terima kasih, Kapten, malam ini kamu manis sekali, lebih dari biasanya.

Monday, September 29, 2014

Fall

Wait is not always bad.
I didn't find him. He didn't find me.
I just let us to find each other.
We met.
Actually, God lets us.
I did wait, for sure.

He said that we do not fall in love, we build it.
You're always right, dear.
But do you agree with me?
Laugh at silly things, look in the eyes, believe.
We're really fall in love.
We do not force ourselves to fall, we just fall.

Saturday, September 13, 2014

A.

Bontang, Borneo.
Iya. Kalimantan Timur, pulau seberang, jauh dari Jawa, hanya dekat dari peta.
Iya. Orang sana, dia kelahiran sana. Pulangnya ke sana.

Tidak perlu diceritakan bagaimana bisa, ya semua terjadi begitu saja. Mengalir. Entah bagaimana caranya dia bisa dengan mudah mendekap hatiku. Membantuku berdiri ketika aku sedang terbata-bata menyusun kepingan yang tercerai-berai. Menuntunku pelan-pelan saat hati ini belum tau ke mana harus berlabuh. Menungguku, menanti jawabanku disaat mulut ini tak mampu berucap sampai akhirnya aku siap berlayar kembali, bersama rekanku.

Mengaitkan jari kelingking, iya janji. Iya aku janji, aku mau berjuang bersama-sama, karena memang harus begitu.

Iya. Akan selalu ada ombak di laut biru, aku mau menghempasnya.
Iya. Akan banyak kapal yang mencoba menabrak, aku mau bertahan untukmu.


Je t’aime, Capitaine! Merci, Mon Chéri, Aris Yulita Aprianto.
-         6 September 2014

Saturday, September 6, 2014

Dekat di Hati

Dering telfonku membuatku tersenyum di pagi hari
Kau bercerita semalam kita bertemu dalam mimpi
Entah mengapa aku merasakan hadirmu di sini
Tawa candamu menghibur saat ku sendiri

Aku di sini dan kau di sana
Hanya berjumpa via suara
Namun ku selalu menunggu
Saat kita akan berjumpa

Meski kau kini jauh di sana
Kita memandang langit yang sama
Jauh di mata namun dekat di hati

Dering telfonku membuatku tersenyum di pagi hari
Kau bercerita semalam kita bertemu dalam mimpi
Entah mengapa aku merasakan hadirmu di sini
Tawa candamu menghibur saat ku sendiri

Aku di sini dan kau di sana
Hanya berjumpa via suara
Namun ku selalu menunggu
Saat kita akan berjumpa

Meski kau kini jauh di sana
Kita memandang langit yang sama
Jauh di mata namun dekat di hati

Aku di sini dan kau di sana
Hanya berjumpa via suara
Namun ku selalu menunggu
Saat kita akan berjumpa

Meski kau kini jauh di sana
Kita memandang langit yang sama
Jauh di mata namun dekat di hati

Jarak dan waktu takkan berarti
Karena kau akan selalu di hati
Bagai detak jantung yang ku bawa
Kemanapun ku pergi oh oh oh

Meski kau kini jauh di sana
Kita memandang langit yang sama
Jauh di mata namun dekat di hati

- RAN

Thursday, September 4, 2014

Bon,

Dia, laki-laki. Belum begitu paham dia seperti apa. Kelihatannya rajin beribadah, setiap Minggu ke gereja meskipun sendiri. Sering mondar-mandir di kampus, ketawa sana sini... Iya dia manis dengan gigi mungilnya yang rapi. Meskipun dia memiliki tubuh yang kurus dan cukup tinggi, dia terlihat menarik dengan matanya yang tajam, anak ini lucu. Sumpah. Aku nggak bohong.

Belum begitu paham dia menyukai apa. Kelihatannya menyukai banyak kegiatan. Menyibukkan diri di kampus dan organisasi lain, menyibukkan kaki dengan menggiring bola di lapangan futsal, tidak bisa diam. Fisiknya kuat, keras kepala. Sudah tau sakit, masih saja ngeyel. Itu pandangan keduaku.

Tidak sedikit yang beranggapan bahwa aku memperhatikannya karena aku memberinya patokan. Dia seperti orang yang pernah aku kenal dulu. Dia seperti laki-laki sipit yang dulu, laki-laki pemilik hobi futsal dan menyibukkan diri yang dulu. Dia seperti laki-laki yang pernah menyebutku egois, keras kepala, ambekan dan cemburuan atau dia seperti laki-laki yang pernah berjuang untukku. Tidak. Sungguh. Dia tidak membuatku ingat tentang hal-hal yang  kemarin. Dia membukakanku buku yang baru, seperti itu.

Semoga saja baik dan dia juga aku benar bertahan. Semoga dia bukan yang senangnya sementara-sementara saja. Semoga juga dia bukan yang suka menebar-menebar harapan. Semoga dia bukan yang hanya manis di kata-kata saja. Dan semoga saja dia bukan yang kata dan perbuatannya berbeda. Aku memang belum yakin tetapi dalam nama Tuhan aku ingin kembali menyelinap ke dunianya, mencoba lebih mengenalnya, mencoba tertawa lagi. Bahkan dari sekian orang yang pernah mencoba, entah mengapa hati ini ingin kutitipkan padanya. Apa aku terlalu lama sendiri? Atau terlalu cepat yakin? Atau aku salah? Salah yang bagian mana? Aku hanya takut cinta datang terlambat dan dia pergi mencari tujuan lain...

Tuesday, July 22, 2014

Pulau Sempu

Yap. Habis dari Bromo waktu itu, tanggal 24 Mei 2013 lalu gua sama temen-temen nekat ke Pulau Sempu. Bermodalkan sewa mobil sehari Rp. 225.000,- Langsung gila-gilaan abis UTS kepengen jalan terus. Abis gunung mau nyoba pantai, oke lokasi terdekat dari Surabaya ya Malang, ogah banget ke Kenjeran yang katanya isinya orang-orang pacaran dengan gaya yang sangat mainstream, entah apa itu.

Kalo nggak salah, kita (Gua, Faris si pengemudi, Ayun, Arie, Muis, Nia dan Mas Yudha) berangkat malem jam 11an apa ya. Faya lagi ulang tahun gitu tapi pulang ke Semarang jadinya nggak ikut deh dia. Lanjut, maaf ya Fay I love you. Perjalanan Surabaya - Malang cuma 2 jam, Faris emang pembalap. Dari Malang Kota ke Sendang Biru (Malang Selatan) juga 2 jam tapi kita istirahat dulu di pom bensin, tidur beberapa jam terus lanjut lagi sambil sholat juga semuanya shubuh di mushola terdekat. Mas Yudha dapet jackpot, mabok dan kepengen bab. Duh segala double delight gitu kan kasian.

Sampai di Sendang Biru itu jam 5an, sunrise dengan langit biru yang bener-bener kacau bagusnya, nggak ada di crayon atau pensil warna gitu. Cantik asli. Terus agak terangan kita ke pos izin buat nyebrang pulau yang dikenakan biaya perkapal PP Rp. 100.000,- juga bayar tour guide Rp. 100.000,- untuk satu rombongan yang mau mengantar kita bolak balik jadi mendingan nebeng sama orang lain, satu kapal bisa 15 orang. Bisa nebeng? BISA banget karena di sana rame pengunjung, parah!

Ini warnanya apa sih?

Banyak kapal buat nyebrang

Rame banget kayak pasar

Naik kapal kayak punya sendiri, karena kita kedapetan kapal terakhir gitu jadi ya segeng aja yang berangkat. Liat deh pemandangan sekitar aja INSTAGRAM-ABLE banget, minta banget diposting. Birunya, hijaunya, semuanya ah kacau petjah abis, epic abis. Lebay, enggak sumpah beneran deh ke sana rasain sendiri.

Nia sama Arie di ujung kapal kecil

Sok model lu, Yun

Nyampe pulau Sempu gua kira udah ada pantai gitu ya, taunya harus trekking 2 jam jalan kaki non-stop. Oke ingat itu musim hujan dan gua cuma pake sendal jepit swallow warna biru yang hampir putus, akhirnya gua memutuskan buat nyeker dengan lumpur-lumpur di kaki gua biar nyatu sama alam gitu lah hahahaha. Celana kesayangan gua jadi korban, sedih mampus. Liat aja muka udah murung gitu.

Liat tuh medannya

bersambung...

Saturday, July 5, 2014

ASK.FM

Tau media ini? Wah ini media super kepo maksimal alias kemal. Bisa mancing emosi si empunya id, mancing kemarahan, mancing perkiraan-perkiraan salah target dan bisa curhat juga ya curhat selipan gitu. Kadang awalnya emang asik main media sosial yang banyak jenisnya di dunia internet tapi lama-lama ganggu belajar, ganggu pikiran. Apalagi kalo udah masalah keingintahuan, bukan keingintahuan yang positif nih ya, segala macem bisa digunain apalagi dengan aplikasi ini.

Pertama, kepo mantan.
Wah mau mantannya mantan atau mantan kamu sendiri bisa dikepo-kepo. Kocaknya kalo ketawan dari bahasanya, terus orangnya langsung paham itu siapa yang nanya wah gawat darurat udah. Yang namanya gengsi, malu udah nggak diperluin lagi. Level lu bakalan jatoh seanjlok-anjloknya apalagi kalau sampe banyak orang juga yang tau kalo lu masih kepoin mantan lu, apa kata dunia? Move on men move on, yang belum move on ayo move on, yang bentar lagi move on YES AYO BENTAR LAGI dan yang udah move on Puji Tuhan Alhamdulillah. Menatap masa depan itu indah bukan? Dalam nama Tuhan pasti bisa. Mantan dijadiin temen aja, nggak usah dikepo-kepo lagi yang bikin sakit. Poin curhat selipan, terbukti.

Kedua, kepo gebetan.
Wah ini sih paling asik buat cowok-cowok atau cewek-cewek yang lagi dimabuk cinta. Pengen nggak sih nyenengin orang yang kita senengin pake banget? Iya ini aplikasi bisa jadi media, ajang perebutan simpati dari gebetan. Tanya lagi suka lagu apa, terus tau-tau dateng nyanyi. Lagi kepengen makan apa, terus tau-tau dateng bawain makanan itu. Tanya lagi kepengen apa buat kado ulang tahun, eh tau-tau bawa surprise. Kejutan itu emang menyenangkan banget apalagi sesuai sama kesukaan kita. Bisa gitu... Jadi buat yang sedang dalam pencarian teruslah mencari, buat yang sedang usaha teruslah berusaha tanpa mengganggunya, buat yang hampir dapet wah terusin jangan sampe bikin ilfeel.

Ketiga, kepo artis.
Ini sih kocak. Artis apanya yang mau dikepoin orang semua gosip di tv udah menjelaskan apa yang dia lakukan. Yaudah sih gitu aja.

Keempat, kepo pasangan sweet.
Follow-in orang-orang yang suka ngeshare foto-foto mereka yang lagi pacaran (bukan yang bikin jijik) tapi yang romantis dari hal kecil apapun itu lah ya. Kerjaannya dikasih love doang sama ngekhayal kapan bisa kayak gitu.

KELIMA, KEMAL BAGI PARA HATERS.
Ajang paling menguntungkan buat para haters buat menghina, menyindir, menjelek-jelekan, menjatuhkan orang yang dia benci. Wah itu sih tindakan tidak terpuji banget mau sehalus apapun kalo maksudnya songong, mau semanis apapun kalo maksudnya nyindir, mau sebaik apapun bahasanya tapi maksudnya menjatuhkan yaampun... Like a child who be mad at people who stole his baloons. Nggak dewasa banget. Kurang dewasa ah, Eh nggak dewasa gitu. Gua juga belum bisa mikir secara dewasa sih, masih mau main melulu tapi demi Tuhan gua nggak pernah ngejatuhin orang pake media sosial begitu sumpah demi Tuhan. Bukan pencitraan nih wqwqwq tapi emang nggak pernah, jadi gini, kesel bete dalem hati aja, didoain aja biar Tuhan yang bales. Amin


Udah gitu aja.
Mau tanya-tanya aku? Monggo bakalan dijawab sesuai dengan pertanyaannya. Sopan dengan sopan, nggak sopan dengan block. Terima kasih :)

Friday, May 16, 2014

Cita-cita

Kamu pernah punya cita-cita? Setiap orang pasti punya cita-cita. Kalian tau aku kuliah di Farmasi? Kalian pasti tau itu bukan cita-citaku.

Sudah pernah aku katakan berulang kali, sudah aku nyatakan berkali-kali. Aku ingin menjadi Arsitek. Perempuan, anak teknik, penuh imajinasi dan dapat menuangkannya lewat garis yang berenang di atas kertas. 

Kamu tau tadi ibuku bilang apa?
"Selamat Pagi, dokter Laras. Ibu tenang dapet info dari adek jadi nggak was-was. Nanti adek jadi dokter ya, maksudnya kalo udah lulus ya kuliah lagi supaya jadi dokter kalo enggak ya jadi bu dokter deh"

Iya. Itu ibu aku. Bapak ibuku selalu menginginkan aku menjadi dokter. Paling tidak aku mendapatkan calon suami dan menikah dengan seorang dokter, katanya biar ada keluarga dokter.

Kuliah Farmasi. Susah, aku yakin kalian semua tau. Tapi hhh, mempelajari ilmu yang tidak aku gemari, setiap hari ke kampus yang tidak aku inginkan dan bangun pagi untuk hal yang tidak aku cita-citakan? Bukannya aku kurang berterima kasih, bukan pula aku tidak bersyukur ya Tuhan aku sungguh melakukannya di setiap doa aku selalu bersyukur punya orang tua yang bisa menguliahkan aku di fakultas dan universitas negeri ternama. Aku sangat ingin mewujudkan apa yang mereka inginkan tetapi mengapa dokter? Suatu saat aku akan ahli dengan semua obat, aku bisa membaca resep, aku akan tau nama-nama obat... Aku hanya tidak bisa mendiagnosa dan mengoperasi. Terus bagaimana? Aku sayang sekali pada mereka tapi bagaimana aku harus membalasnya, menjadi dokter saja tidak ada sama sekali terlintas di pikiranku...

Bapak, Ibu... Mengertilah, semua kebaikan yang aku terima, kebaikan yang kalian ajarkan, akan aku terapkan. Aku tidak ingin mengecewakan kalian tapi banyak maaf kalau aku tidak cukup baik. 

Tuesday, May 13, 2014

Iburku


Kamu tau artinya teman?
Kamu tau apa artinya sahabat?
Kamu tau bagaimana malaikat menjelma?
Kamu tau bagaimana Tuhan mengirimkan bidadarinya ke Bumi?
Kamu tau bagaimana rasanya disayangi?
Kamu tau bagaimana rasanya semua hal baik ada di sekelilingmu?

Buatku, semua rasa itu ada saat Ibu mulai mengandungku dan sampai sekarang tetap sabar memantauku dengan segala perkataannya. Semua hal indah yang aku pandang, sudah menjadi satu dalam sosoknya. Aku sayang Ibu :-)

Thursday, May 1, 2014

Mei

Halo kembali, bulan kesayanganku. Bulan di mana harapan-harapan baik dan menyenangkan selalu terucapkan. Berharap semoga selalu lebih baik dari bulan sebelumnya. Berdoa agar Laras menjadi Laras yang lebih kuat dan cepat bergerak. Bergerak, melepaskan diri dari kemumetannya dan mulai menulis buku baru lagi. Semoga kalian yang membaca, meng-Amin-i harapan baik ini. Amin. Mei, yang manis seperti biasanya ya. Tuhan memberkati!

Monday, April 21, 2014

Hari Kartini 2014

Yang kemarin dibuat pelajaran saja. Setiap harinya kita memang perlu belajar ikhlas supaya setiap harinya kita menjadi orang yang kuat mentalnya. Perempuan yang kuat hatinya. Bersyukur. Bersyukur. 

Selamat Hari Kartini, 
Untuk semua perempuan-perempuan Indonesia. 

Milikilah jiwa perempuan yang mahal bahkan hingga tak terbilang harganya. 
Milikilah semangat yang tangguh. 
Jadilah perempuan-perempuan cantik yang patut dihargai. 
Jadilah makhluk Tuhan yang paling seksi, dengan kepandaianmu, kesantunanmu, kesopananmu, keramahanmu dan baik-baikmu. 

Dan bagi semua laki-laki, buatlah perempuan-perempuanmu merasa dicintai, hargailah mereka karena itu akan membuatmu mendapatkannya pula.

Dedikasiku, untuk semua perempuan-perempuan Indonesia yang hebat!

Friday, March 14, 2014

Jika Tuhan, jika...

Tuhan,
Jika Tuhan punya blog, apa Tuhan akan membuka blogku?

Tuhan,
Jika Tuhan punya blog, apa Tuhan akan membaca postinganku?

Tuhan,
Jika Tuhan punya blog, apa Tuhan akan tetap menjadi pendengar doaku?

Tuhan,
Jika Tuhan punya blog, apa Tuhan akan mengomentari segala keluhku?


Tuhan...
Engkau tahu semua tentangku, semua ceritaku
Engkau tahu apa yang sudah dan akan kulakukan
Tanpa harus aku rincikan, Kau paham

Tuhan, jika masih berkenan aku mendoakan hal yang sama, dengarkanlah. Berikan aku jalan-Mu. Rencana-Mu sungguh besar untukku, aku yakin, sangat yakin. Aku tahu segala yang Kau pilih untukku itu baik untukku, sungguh baik.

Tuhan, jika memang bukan dia, biarkan aku tetap memiliki rasa ini. Meskipun terlalu banyak indahnya, aku akan selalu mensyukuri itu. Akan selalu. Segala perumpamaan manis dari-Mu.

Tuhan, jika memang dia, aku akan terus berdoa. Berlutut di depan salib suci-Mu dalam tahta kerajaan-Mu di Surga. Jika dia juga menginginkanku, kupastikan dia bersyukur menyembah-Mu di atas kain sajadah dan memuja kesucian-Mu, Tuhan.

Tuhan tahu apa yang aku rasakan, yang aku takutkan. Ketika semua ketakutanku datang, Tuhan tetap menopang. Aku tahu Tuhan tidak hilang, Tuhan selalu menjadi penerang.

Tuhan, jika Tuhan itu satu apakah Tuhan adalah Tuhan dia juga? Apa yang membuat banyak teori menjelaskan bahwa Tuhanku dan Tuhannya berbeda? Jika kita yang tidak sama, lantas apa yang membedakan?

Jangan lupa sholat Jumat ya.

God, If I may to love someone to feel this life ever after, I’ve said his name in my pray and You always hear. And if it’s not said, You always know.
Life Quotes, Life Quotes Images, Life Sayings